Selasa, 08 Juli 2014

Ekologi Manusia Kini dan Nanti

BAB I
PENDAHULUAN

A.                 Latar Belakang
Hari ini, tidak sedikit orang yang berbincang soal lingkungan, dan berkoar-koar untuk menyelamatkan bumi dengan cara ini dan itu. Akan tetapi dari kalangan tersebut tidak sedikit pula yang hanya mengikuti arus tren mengenai isu pemeliharaan lingkungan. Cukup disayangkan memang, karena hakikinya aksi kampanye semacam ini perlu dilakukan secara berkesinambungan dan membutuhkan proses yang panjang. Akan tetapi setidaknya sudah cukup baik karena pernah menjadi tren dan diminati banyak orang.
Pada kenyataannya, lingkungan bumi dapat dinilai benar-benar memprihatinkan. Beberapa kerusakan diantaranya polusi udara, penipisan lapisan ozon, erosi tanah, hujan asam, penebangan hutan, musim panas berkepanjangan,  dan berkurangnya keanekaragaman hayati. Secara nyata, manusia butuh berbagai keperluan yang perlu dipenuhi dan menuntut banyak hal, misalnya kebutuhan akan air bersih, kebutuhan untuk lahan hidup, kebutuhan pangan, pembuangan limbah industri dan pembuangan sampah tak daur ulang. Kesemuanya menuntut akan tempat dan ruang dari muka bumi. Disisi lain, manusia hidup di atas bumi yang dihuni juga oleh makhluk lain.
Manusia sebagai mahluk yang cerdas dan kuat secara tidak langsung mengikis makhluk hidup disekitarnya. Kebutuhan-kebutuhan manusia tidak terbendung. Apalagi sebagai industri pemenuh kebutuhan menawarkan penghasilan yang juga sebagai sarana kesejahteraan manusia. Oleh karenanya, kebijakan yang kuat dan dapat melindungi alam sangat dibutuhkan untuk memelihara bumi ini.
Gerakan-gerakan perlindungan bumi mulai bermunculan di akhir abad-19, kebijakan-kebijakan mengenai lingkungan pada akhirnya berhasil ditetapkan. Akan tetapi kesadaran dan kepedulian manusia penting untuk ditingkatkan guna memelihara bumi ini, untuk memperlambat kerusakan yang akan terjadi di masa depan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan ekologi manusia dan apa pula yang dimaksud dengan daya dukung?
2.      Apa yang terjadi pada ekologi kita saat ini dan bagaimana kelak?
3.      Bagaimana gambaran pulihnya masa depan manusia?

C.    Tujuan
1.      Memberi penjelasan tentang ekologi manusia dan daya dukung
2.      Memberikan gambaran ekologi kita saat ini dan nanti.
3.      Memberi gambaran pulihnya masa depan.

D.    Manfaat
1.      Menambah wawasan tentang Ekologi Manusia Kini dan Nanti
2.      Memberi saran upaya penyelamatan ekologi masa depan


BAB II
EKOLOGI MANUSIA DAN DAYA DUKUNG
  
Ekologi menurut Haeckel diambil dari kata oikos yang berarti lingkungan hidup dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, ia mengartikan ekologi sebagai ilmu mengenai makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya. Dalam keilmuan ekologi, kita memiliki pandangan antroposentris, yakni melihat permasalahan alam dari sudut pandang manusia. Walaupun di luar sana ada kehidupan hewan, tumbuhan dan unsur-unsur abiotik, namun unsur-unsur tersebut secara tidak langsung dihubungkan dengan kepentingan-kepentingan manusia. Misalnya memandang tumbuhan dan hewan sebagai pemenuh kebutuhan manusia. Oleh karenanya, keilmuan spesifik mengenai pemenuhan tersebut dapat digolongkan sebagai ekologi manusia.
Ekologi memiliki keterkaitan dengan lingkungan hidup. Lingkungan hiup dapat diartikan seebagai lingkungan dimana suatu mahluk hidup tinggal.  Dalam kacamata ekologi, manusia, hewan, tumbuhan dan faktor-faktor abiotik semuanya saling berkesinambungan. Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya peran dari makhluk lain dan faktor abiotik. Begitu juga hewan dan tumbuhan, kehidupan mereka juga berkaitan dengan kehidupan manusia, hal tersebut dapat ditiik dari artefak sejarah yang menunjukkan hubungan antara manusia dan alam.
Manusia menggunakan hal-hal dari alam sebagai sumberdaya hidup mereka. Manusia memenuhi kebutuhan mereka dari unsur alam. Mereka semakin maju dari  segi IPTEK dan jumlah yang semakin meledak, sehingga sumber daya alam semakin lama penggunaannya semakin banyak. Hal tersebut menimbulkan banyak kekhawatiran untuk masa depan ekologi manusia.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, sumber daya lain disamping lahan juga diperlukan dalam jumlah yang meningkat. Hal ini menghadapkan kita pada masalah  penyusutan dan habisnya sumberdaya. Masalah lain yauti pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan pertama tama disebabkan oleh limbah rumah tangga, dan sejajar dengan meningkatnya kegiatan ekonomi juga terjadi pencemaran oleh industri dan transport.
Keadaan indonesia dengan jumlah populasi yang meningkat, menyababkan kebutuhan akan bahan pangan yang meningkat. Sedangkan lahan pertanian yang sedikit tidak cukup memenuhi semua kebutuhan masyarakat itu. Sehingga kemampuan suatu daerah untuk mendukung kehidupan, yaitu yang disebut daya dukung lingkungan, terbatas pula. Karena tekanan masyarakan terhadap lahan terus meningkat, cepat atau lambat dayadukung lingkungan akan terlampaui.
Daya dukung dapat dibedakan dalam beberapa tingkat, yaitu dayadukung maksimum, dayadukung subsisten, dayadukung optimum, dan dayadukung suboptimum. Dayadukung maksimum adalah dayadukung dengan alam yang kurang mencukupi kebutuhan manusia karena jumlah manusia lebih banyak, sehingga sumber bahan pangan tidak sempat terregenerasi dan selalu diambil secara terus-menerus. Secara umum lingkungan menjadi rusak dan apabila berjalan terlalu lama, kerusakan akan bersifat tak terbalikkan.
Daya dukung subsisten adalah daya dukung alam dengan sumber daya lebih banyak dari jumlah manusia, namun masih belum mencukupi kebutuhan gizinya. Lingkungan seperti ini masih mengalami kerusakan. Daya dukung optimum adalah daya dukung dengan alam yang memiliki sumberdaya yang melimpah sehingga manusia tidak kekurangan. Lingkungan seimbang dengan jumlah manusia disana dan kecepatan regenerasi sumber dayanya sangat baik. Lingkungan seperti ini dipastikan tidak mengalami kerusakan.
Dayadukung suboptimum adalah dayadukung dengan alam yang sumber dayanya membludak dengan jumlah manusia yang sangat sedikit, sehingga sumber daya tersebut malah jadi tak terurus dan mengalami kerusakan karena tak terpakai. Tetapi pada umumnya kerusankannya bersifat terbalikkan.
Konsep dayadukung lingkungan telah diterapkan pada manusia. Untuk kelompok manusia yang hidupnya dari mengumpulkan tumbuhan dan berburu, yaitu manusia yang primitif, penerapan konsep itu tidak banyak membawa masalah. Yang mereka kumpulkan atau buru meraka makan dan tidak ada yang dijual untuk mendapatkan uang untuk membeli barang yang tidak dimakan. Dayadukung lingkungan itu pada hakekatnya adalah dayadukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomass tumbuhan aatu hewan yang bisa dikumpulkan atau ditangkap persatuan luas dan waktu di daerah itu.
Sistem dengan daya dukung lingkungan alamiah disebut sistem tak tersubsidi, karena tidak mendapatkan subsidi  dari luar sistem itu.
Dengan makin meningkatnya kebudayaan, penerapan konsep dayadukung itu makin sulit. Pertama, karena orang mulai melakukan intensifikasi pertanian dengan memasukkan energi dari luar, antara lain pupuk buatan, air irigasi dan zat racun hama. Dengan intensifikasi ini produksi meningkat, sehingga daya dukung juga meningkat. Jadi dayadukung itu sifatnya tidak statis, melainkan dapat meningkat dengan penggunaan teknologi. Tetapi dayadukung yang lebih tinggi itu harus ditopang oleh pemasukan energi dari daerah lain. Sistem yang demikian itu disebut sistem yang tersubsidi. Eksistensi sistem itu tidak hanya tertumpu pada energi dari daerah itu saja, melainkan juga pada energi dari luar sistem. 


BAB III
EKOLOGI MANUSIA SAAT INI

Populasi manusia mempengaruhi keadaan alam. Semakin banyak manusia tinggal di suatu daerah maka kebutuhan hidup juga bertambah. Perkembangan jumlah penduduk yang cepat serta perkembangan teknologi yang makin maju, telah mengubah pola hidup manusia. Bila sebelumnya kebutuhan manusia hanya terbatas pada kebutuhan primer dan sekunder, kini kebutuhan manusia telah meningkat kepada kebutuhan tersier yang tidak terbatas. Kebutuhan manusia tidak hanya sekedar kebutuhan primer untuk dapat melangsungkan kehidupan seperti makan dan minum, pakaian, rumah, dan kebutuhan sekunder seperti kebutuhan terhadap pendidikan, kesehatan, akan tetapi telah meningkat menjadi kebutuhan tersier yang memungkinkan seseorang untuk memilih kebutuhan yang tersedia. Kebutuhan tersier telah menyebabkan perubahan yang besar terhadap pola hidup manusia menjadi konsumtif.
Meningkatnya jumlah penduduk serta kebutuhan tersier yang semakin banyak sebagai akibat perkembangan teknologi yang pesat, telah menyebabkan tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan semakin berat. Pertumbuhan penduduk dalam jumlah besar, telah banyak mengubah lahan hutan menjadi lahan permukiman, pertanian, industri, dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan luas lahan hutan terus mengalami penyusutan dari tahun ke tahun, terutama di negara-negara miskin dan negara berkembang. Demikian pula kebutuhan tersier yang terus mengalami peningkatan, baik dalam jumlah maupun kualitasnya, menyebabkan industri-industri berkembang dengan pesat. Perkembangan industri yang pesat, membutuhkan sumber daya alam berupa bahan baku dan sumber energi yang sangat besar pula. Sebagai akibatnya, sumber-sumber bahan baku dan energi terus dikuras dalam jumlah besar. Cadangan sumber daya alam di alam semakin merosot, hutan-hutan semakin rusak karena banyaknya pohon yang diambil untuk kebutuhan bahan baku industri, apalagi bila tidak diimbangi dengan usaha reboisasi akan menimbulkan bencana pencemaran terhadap udara, air, dan tanah, yang akhirnya menganggu kehidupan manusia.
Bentuk – bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat kegiatan manusia :
a.      Pencemaran air
Pencemaran air merupakan peristiwa masuknya zat atau komponen lainnya ke dalam lingkungan perairan sehingga kualitas atau mutu air terganggu. Air merupakan kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Oleh karena itu, kualitas air di suatu ekosistem sangat penting artinya bagi kehidupan makhluk hidup. Sumber-sumber pencemaran air terutama berasal dari limbah industry, limbah pertanian, dan limbah rumah tangga.
Kebutuhan manusia yang terus menerus meningkat mengakibatkan banyaknya industri-industri yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Industri – industri inilah yang pada akhirnya akan menyebabkan pencemaran air melalui pembuangan limbah-limbah yang dihasilkan. Limbah pabrik yang mengandung logam berat seringkali dialirkan ke sungai yang berakibat pada pencemaran air sungai yang sangat berbahaya bagi manusia dan  makhluk hidup yang berada didalamnya. Umumnya jenis logam berat yang terkandung didalam polutan berupa raksa, timbale dan kadmium. Pencemaran air yang berat dapat berakibat fatal, logam berat tersebut dapat terserap pada air tanah yang dikonsumsi oleh manusia, dan pemurniannya sangatlah sukar.
Limbah pertanian, penggunaan pupuk buatan yang berlebihan di lahan pertanian dapat menyebabkan suburnya ekosistem perairan, sehingga akan banyak ditumbuhi ganggang. Akibatnya ekosistem perairan tertutup oleh ganggang dan sinar matahari yang menembus berkurang, sehingga aktivitas fotosintesis fitoplankton berkurang dan mengganggu ekosistem didalamnya. Selain itu penggunaan insektisida yang berlebihan dapat meengganggu keseimbangan ekosistem  lahan pertanian. Selain dapat membunuh berbagai serangga, insektisida yang berlebihan dapat terakumulasi di perairan (missal DDT), termakan oleh biota dan melalui rantai makanan insektisida ini dapat berpindah ke organism lain dan bersifat membahayakan.
Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah. Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang.

b.      Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah peristiwa masuknya zat atau komponen lain ke dalam suatu areal tanah yang dapat berakibat pada perubahan keseimbangan ekologis diareal tersebut. Pencemaran tanah dapat terjadi karena adanya akumulasi sampah yang berlebih. Sampah merupakan factor pencemar tanah yang dapat berupa sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organic dapat diuraikan oleh mikroba tanah yang kemudian akan diuraikan menjadi tanah humus pada lapisan teratas. Akan tetapi, sampah anorganik tidak bisa diuraikan. Bahan pencemar itu tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Zat-zat limbah yang meresap ke tanah juga tidak dapat hilang dalam jangka waktu yang lama. Zat-zat limbah yang masuk ke tanah di serap oleh tanaman dan tetap menetap di dalam tubuh tumbuhan itu, karena tumbuhan tidak dapat menguraikannya.
Selain itu, factor pencemaer tanah lainnya adalah limbah pertanian yang mengotori tanah. Limbah pertanian dapat berupa pupuk yang berlebihan dan penggunaan herbisida serta pestisida. Zat pencemar yang menetap pada tumbuhan itu, terus berpindah melalui jalur rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Sehingga perpindahan itu menyebabkan adanya zat pencemar dalam setiap tubuh organism yang melangsungkan proses rantai makanan.
      Desertifikasi atau proses pengubahan tanah menjadi pasir menunjukan suatu kemiskinan tanah yang disebabkan oleh pemaikanan secara berlebihan untuk penggembalaan, pembudidayaan yang melampaui batas, penebangan hutan dan metode irigasi yang buruk. Desertifikasi pada akhirnya akan menyebabkan kekeringan, banjir, kelaparan dan turunnya taraf hidup manusia.

c.       Kerusakan hutan dan keanekaragaman hayati
Perkembangan populasi manusia dan perkembangan zaman menyebabkan kebutuhan manusia yang meningkat. Berbagai lahan hutan diratakan untuk dibangun pemukiman dan perindustrian tanpa adanya kegiatan reboisasi. Hal ini tentu saja merusak habitat populasi yang ada didalamnya sehingga akan mengakibatkan menurunnya keanekaragaman ekosistem, jenis dan gen. selain itu polusi dan bahan pencemar dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan. Adanya perkembangan dan peningkatan populasi yang disertai dengan pertumbuhan teknologi, menyebabkan manusia dalam mengkonsumsi keanekaragaman berlangsung sangat cepat.

d.      Global Warming
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Salah satu factor penyebab terjadinya global warming adalah efek rumah kaca, Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
            Gas-gas rumah kaca yang berlebihan disebabkan oleh adanya aktivitas manusia yang sebagian besar dalam kegiatannya memanfaatkan bahan bakar fosil baik untuk industry maupun untuk kendaraan. Pembakaran bahan bakar fosil akan menghasilkan gas-gas CO2 yang memiliki andil besar dalam melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer.

Untuk mengurangi dampak dari kerusakan-kerusakan diatas maka upaya yang mungkin perlu
diterapkan antara lain :
1.                  Metode 3R untuk limbah padat (Reuse, Reduce, Recycle)
2.                  Pemisahan sampah organik dan anorganik
3.                  Minimalisasi penggunaan input kimiawi
4.                  Mengembangkan pertanian organik
5.                  Mengurangi emisi karbon dioksida
6.                  Membuat Ruang terbuka hijau di permukiman


BAB IV
PULIHNYA MASA DEPAN 

Walaupun dirasa sulit, bahkan dapat dikatakan mustahil untuk mengembalikan bumi kembali asri dan nyaman untuk dihuni, akan tetapi tidak sedikit kaum pemikir yang optimis menyoal kesejahteraan manusia dimasa mendatang. Mereka beranggapan bahwa kemajuan teknologi dan kesadaran manusia kelak akan meningkat terkait isu mengenai ekologi. Hal tersebut berkaca pada 40 tahun yang lalu dan meramalkan 40 tahun yang akn datang. Dimana 40 tahun yang lalu, manusia yang kebanyakan berkendara menunggangi ternak ataupun berjalan kaki tidak akan pernah berfikir akan terjadi kemacetan kendaraan besi seperti yang terjadi hari ini. Begitu masa depan yang akan dialami keturunan manusia, mereka  tidak akan dapat meramal apa kemungkinan yang terjadi, bagaimana arah perkembangan teknologi dan pengetahuan. Akan tetapi akan dibahas mengenai hal optimis yang kemungkinan terjadi.
1.      Sumberdaya energi
Energi yang diggunakan masa kini berasal dari  minyak bumi, kayu bakar batu bara dan barang tambang lain. Diperkirakan suatu saat nanti, penggunaan nuklir yang hari ini banyak ditentang karena menimbulkan bencana di sekitar reaktor dan beresiko tinggi akan dapat lebih dikembangkan dan menurunkan resiko kecelakaan. Selain itu, reaktor nuklir yang terkenal akan hasil energinya yang melimpah ini akan dikembangkan hingga residu pembuangannya menurun.
2.      Jumlah Penduduk yang Stagnan dan Cenderung Menurun
Jumlah penduduk dunia diperkirakan selalu berkembang dan terus meningkat, apalagi negara berkembang. Oleh karenannya kebijakan pemerintah dibentuk untuk mngendalikanya. Angka peningkatan penduduk berpengaruh pada meningkatnya kebutuhan manusia dimasa mendatang. Dimana kebutuhan akan makanan, lahan pembangunan akan terus meningkat terkait pendudukan masyarakat. Belum lagi umat manusia menghendaki kesejahteraan yang juga berpengaruh secara beruntun dengan keadaan alam. Oleh karenannya, diduga akan ada kemiskinan, kemelaratan dan kelaparan apabila jumlah manusia tidak terkendali dan terjadi proses seleksi alam. Selain itu juga diramalkan akan ada peperangan ataupun pemusnahan manusia (!) yang dapat menstabilkan jumlah manusia. Akan tetapi beberapa pemikir optimis bawasa pertumbuhan jumlah manusia dapat ditekan, karena terdapat beberapa fakta dimasa kini, yakni beberaoa negara Eropa berhasil menekan jumlah penduduknya.
3.      Tren Tenaga Abadi
Sebagai pengganti  Bahan Bakar Fosil, diperkirakan inovasi dan perkembangan energi alternatif akan semakin maju. Semisal penggunaan tenaga surya dengan fotovoltaik sebagai alternatif sumber listrik. Suatu pemikiran meramalkan akan terjadi tren atap dilengkapi dengan fotovoltaik sebagai penghsil energi tiap rumahan. Alternatif ini cocok untuk negara tropis seperti indonesia dan negara yang memiliki gurun luas seperti saudi arabia.
            Untuk negara subtropis seperti belanda dapat memanfaatkan energi angin dan turbib air bendungan yang diciptakan guna mengurangi pengeksploitasian bahan bakar fosil.
            Dalam efisiensi penggunaan energi, alat-alat yang menunjang kebutuhan masnua juga diramalkan akan semakin canggih dan menghemat penggunaan energi. Semisal bohlam hasil pengembangan Thomas A. Edison aka diganti dengan lampu dengan sumber sodium ataupun karbon. Tren mobil akan digeser dengan tren sepeda. Sperti halnya yang terjadi di jepang. Sebuah riset menyatakan, bawasanya konsumsi masyarakat akan sepeda lebih dari 2 kali lipat daripada konsumsi mobil.
4.      Daur Ulang
Pendaur ulangan diramalkan akan semakin canggih dan berkembang, Masyarakat akan sadar akan pentingnya penggunaan kembali suatu produk limbah. Industri-industri akan mengasilkan produk dengan kemasan yang tidak hanya satu kali pakai, semisal produk minuman tidak lagi dikemas dalam botol ataupun kaleng, akan tetapi hanya sebatas dituang dalam gelas konsumen masing-masing.
5.      Relijius
Kelak manusia akan sadar, bawasanya kerusakan alam tersebut salah satunya dikarenakan manusia yang kurang taat akan perintah beragama. Agama memperingatkan akan sifat materialisme manusia, akan tetapi karena dinamika dan keberagaman pemikiran dalam masyarakat, seakan pemikiran relijius hanya sebatas pilihan satu dari sekian banyak ideologi.
            Apabila disadari, sifat materialisme membuat manusia semakin maju dan kebtuhan-kkebutuhan semakin banyak dan beragam. Padahal sebenarnya kebutuhan yang berbalik dengan keterpihakan keada alam dapat dihentikan, asalkan tidak mengikuti nafsu. Keberadaan ideologi materialisme mengembangkan pelepasan energi manusia dalam memproduksi, beriklan, membeli barang-barang yang sebenarnya tersier bahkan kuartener.
            Keacuhan akan reliji sendiri membuat suatu garis jenjang, melenyapkan ikatan sosial antar manusia yang sebenarnya berdekatan. Padahal, beberapa pemikiran di negara maju berharap tidak pernah hidup dalam negara maju yang semuanya serba  mudah akan tetapi kesejahteraan nuraninya kurang. Sedangkan negara berkembang yang mulanya memiliki nurani dan secara material tidak semaju barat malah menghendaki hidup kebarat-baratan.
6.      Tren Pemikiran
Tren pemikiran dimasa mendatang diramalkan akan cukup berbeda dengan tren pemikiran masa kini. Dimana mulai sadar akan cacatnya pemikiran materialistik dan akan beraih ke pemikiran yang lain. Sikap konsumerisme kemungkinan akan beralih akibat peran media dalam mengarahkan pemikiran masyarakat.


BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Ekologi manusia merupakan pembahasan ekologi dari sudut pandang kepentingan manusia. Daya dukung merupakan kemampuan daerah/habitat dalam mendukung kehidupan makhluk diatasnya
2.      Ekolgi saat ini dapat dikatakan memprihatinkan, salah satu sebabnya karena kebutuhan manusia yang selalu meningkat. Beberapa hal yag dikhawatirkan akan mengancam kehidupan di masa depan adalah pencemaran tanah dan air, kerusakan alam, berkurangnya keanearagaman dan global warming.
3.      Walau dirasa pesimis akan masa depan, namun beberapa pemikir memiliki pemikiran ramalan keberhasilan manusia dalam mengubah sikapnya untuk tetap menjaga bumi, seperti menrubah tren penggunaan energi dan gaya hidup.

B.     Saran
1.        Materi dapat difahamidan diyakini untuk menyadarkan pentingnya kepedulian akan lingkungan



DAFTAR PUSTAKA

Brown, Lester R. 1992. Tantangan Masalah Lingkungan Hidup, Bagaimana Membangun Masyarakat Manusia Berdasarkan Kesinambungan Lingkungan Hidup yang Sehat. Diterjemahkan oleh: S. Maimoen. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Soemarworo, Otto. 1994. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Djembatan

0 komentar:

Posting Komentar