BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hari ini, tidak sedikit orang yang berbincang soal lingkungan, dan
berkoar-koar untuk menyelamatkan bumi dengan cara ini dan itu. Akan tetapi dari
kalangan tersebut tidak sedikit pula yang hanya mengikuti arus tren mengenai
isu pemeliharaan lingkungan. Cukup disayangkan memang, karena hakikinya aksi
kampanye semacam ini perlu dilakukan secara berkesinambungan dan membutuhkan
proses yang panjang. Akan tetapi setidaknya sudah cukup baik karena pernah
menjadi tren dan diminati banyak orang.
Pada kenyataannya, lingkungan bumi dapat dinilai benar-benar
memprihatinkan. Beberapa kerusakan diantaranya polusi udara, penipisan lapisan
ozon, erosi tanah, hujan asam, penebangan hutan, musim panas berkepanjangan, dan berkurangnya keanekaragaman hayati. Secara
nyata, manusia butuh berbagai keperluan yang perlu dipenuhi dan menuntut banyak
hal, misalnya kebutuhan akan air bersih, kebutuhan untuk lahan hidup, kebutuhan
pangan, pembuangan limbah industri dan pembuangan sampah tak daur ulang.
Kesemuanya menuntut akan tempat dan ruang dari muka bumi. Disisi lain, manusia
hidup di atas bumi yang dihuni juga oleh makhluk lain.
Manusia sebagai mahluk yang cerdas dan kuat secara tidak langsung
mengikis makhluk hidup disekitarnya. Kebutuhan-kebutuhan manusia tidak
terbendung. Apalagi sebagai industri pemenuh kebutuhan menawarkan penghasilan
yang juga sebagai sarana kesejahteraan manusia. Oleh karenanya, kebijakan yang
kuat dan dapat melindungi alam sangat dibutuhkan untuk memelihara bumi ini.
Gerakan-gerakan perlindungan bumi mulai bermunculan di akhir
abad-19, kebijakan-kebijakan mengenai lingkungan pada akhirnya berhasil
ditetapkan. Akan tetapi kesadaran dan kepedulian manusia penting untuk
ditingkatkan guna memelihara bumi ini, untuk memperlambat kerusakan yang akan
terjadi di masa depan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan ekologi manusia dan apa pula yang dimaksud dengan daya dukung?
2.
Apa yang
terjadi pada ekologi kita saat ini dan bagaimana kelak?
3.
Bagaimana gambaran
pulihnya masa depan manusia?
C.
Tujuan
1.
Memberi
penjelasan tentang ekologi manusia dan daya dukung
2.
Memberikan
gambaran ekologi kita saat ini dan nanti.
3.
Memberi gambaran
pulihnya masa depan.
D.
Manfaat
1.
Menambah
wawasan tentang Ekologi Manusia Kini dan Nanti
2.
Memberi saran
upaya penyelamatan ekologi masa depan
BAB
II
EKOLOGI
MANUSIA DAN DAYA DUKUNG
Ekologi menurut Haeckel diambil dari kata oikos yang berarti
lingkungan hidup dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, ia mengartikan
ekologi sebagai ilmu mengenai makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya. Dalam
keilmuan ekologi, kita memiliki pandangan antroposentris, yakni melihat
permasalahan alam dari sudut pandang manusia. Walaupun di luar sana ada
kehidupan hewan, tumbuhan dan unsur-unsur abiotik, namun unsur-unsur tersebut secara
tidak langsung dihubungkan dengan kepentingan-kepentingan manusia. Misalnya
memandang tumbuhan dan hewan sebagai pemenuh kebutuhan manusia. Oleh karenanya,
keilmuan spesifik mengenai pemenuhan tersebut dapat digolongkan sebagai ekologi
manusia.
Ekologi memiliki keterkaitan dengan lingkungan hidup. Lingkungan
hiup dapat diartikan seebagai lingkungan dimana suatu mahluk hidup
tinggal. Dalam kacamata ekologi,
manusia, hewan, tumbuhan dan faktor-faktor abiotik semuanya saling
berkesinambungan. Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya peran dari makhluk
lain dan faktor abiotik. Begitu juga hewan dan tumbuhan, kehidupan mereka juga
berkaitan dengan kehidupan manusia, hal tersebut dapat ditiik dari artefak
sejarah yang menunjukkan hubungan antara manusia dan alam.
Manusia menggunakan hal-hal dari alam sebagai sumberdaya hidup
mereka. Manusia memenuhi kebutuhan mereka dari unsur alam. Mereka semakin maju
dari segi IPTEK dan jumlah yang semakin
meledak, sehingga sumber daya alam semakin lama penggunaannya semakin banyak.
Hal tersebut menimbulkan banyak kekhawatiran untuk masa depan ekologi manusia.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, sumber daya lain disamping
lahan juga diperlukan dalam jumlah yang meningkat. Hal ini menghadapkan kita
pada masalah penyusutan dan habisnya
sumberdaya. Masalah lain yauti pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan
pertama tama disebabkan oleh limbah rumah tangga, dan sejajar dengan
meningkatnya kegiatan ekonomi juga terjadi pencemaran oleh industri dan
transport.
Keadaan indonesia dengan jumlah populasi yang meningkat,
menyababkan kebutuhan akan bahan pangan yang meningkat. Sedangkan lahan
pertanian yang sedikit tidak cukup memenuhi semua kebutuhan masyarakat itu.
Sehingga kemampuan suatu daerah untuk mendukung kehidupan, yaitu yang disebut
daya dukung lingkungan, terbatas pula. Karena tekanan masyarakan terhadap lahan
terus meningkat, cepat atau lambat dayadukung lingkungan akan terlampaui.
Daya dukung dapat dibedakan dalam beberapa tingkat, yaitu
dayadukung maksimum, dayadukung subsisten,
dayadukung optimum, dan dayadukung suboptimum. Dayadukung maksimum adalah
dayadukung dengan alam yang kurang mencukupi kebutuhan manusia karena jumlah
manusia lebih banyak, sehingga sumber bahan pangan tidak sempat terregenerasi
dan selalu diambil secara terus-menerus. Secara umum lingkungan menjadi rusak
dan apabila berjalan terlalu lama, kerusakan akan bersifat tak terbalikkan.
Daya dukung subsisten adalah daya dukung alam
dengan sumber daya lebih banyak dari jumlah manusia, namun masih belum mencukupi
kebutuhan gizinya. Lingkungan seperti ini masih mengalami kerusakan. Daya
dukung optimum adalah daya dukung dengan alam yang memiliki sumberdaya yang
melimpah sehingga manusia tidak kekurangan. Lingkungan seimbang dengan jumlah
manusia disana dan kecepatan regenerasi sumber dayanya sangat baik. Lingkungan
seperti ini dipastikan tidak mengalami kerusakan.
Dayadukung suboptimum adalah dayadukung dengan
alam yang sumber dayanya membludak dengan jumlah manusia yang sangat sedikit,
sehingga sumber daya tersebut malah jadi tak terurus dan mengalami kerusakan
karena tak terpakai. Tetapi pada umumnya kerusankannya bersifat terbalikkan.
Konsep dayadukung lingkungan telah diterapkan pada manusia. Untuk
kelompok manusia yang hidupnya dari mengumpulkan tumbuhan dan berburu, yaitu
manusia yang primitif, penerapan konsep itu tidak banyak membawa masalah. Yang
mereka kumpulkan atau buru meraka makan dan tidak ada yang dijual untuk
mendapatkan uang untuk membeli barang yang tidak dimakan. Dayadukung lingkungan
itu pada hakekatnya adalah dayadukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan
biomass tumbuhan aatu hewan yang bisa dikumpulkan atau ditangkap persatuan luas
dan waktu di daerah itu.
Sistem dengan daya dukung lingkungan alamiah disebut sistem tak
tersubsidi, karena tidak mendapatkan subsidi
dari luar sistem itu.
Dengan makin meningkatnya kebudayaan, penerapan konsep dayadukung
itu makin sulit. Pertama, karena orang mulai melakukan intensifikasi pertanian
dengan memasukkan energi dari luar, antara lain pupuk buatan, air irigasi dan
zat racun hama. Dengan intensifikasi ini produksi meningkat, sehingga daya
dukung juga meningkat. Jadi dayadukung itu sifatnya tidak statis, melainkan
dapat meningkat dengan penggunaan teknologi. Tetapi dayadukung yang lebih
tinggi itu harus ditopang oleh pemasukan energi dari daerah lain. Sistem yang
demikian itu disebut sistem yang tersubsidi. Eksistensi sistem itu tidak hanya
tertumpu pada energi dari daerah itu saja, melainkan juga pada energi dari luar
sistem.
BAB
III
EKOLOGI MANUSIA SAAT INI
Populasi
manusia mempengaruhi keadaan alam. Semakin banyak manusia tinggal di suatu
daerah maka kebutuhan hidup juga bertambah. Perkembangan jumlah penduduk yang
cepat serta perkembangan teknologi yang makin maju, telah mengubah pola hidup
manusia. Bila sebelumnya kebutuhan manusia hanya terbatas pada kebutuhan primer
dan sekunder, kini kebutuhan manusia telah meningkat kepada kebutuhan tersier
yang tidak terbatas. Kebutuhan manusia tidak hanya sekedar kebutuhan primer untuk
dapat melangsungkan kehidupan seperti makan dan minum, pakaian, rumah, dan
kebutuhan sekunder seperti kebutuhan terhadap pendidikan, kesehatan, akan
tetapi telah meningkat menjadi kebutuhan tersier yang memungkinkan seseorang
untuk memilih kebutuhan yang tersedia. Kebutuhan tersier telah menyebabkan
perubahan yang besar terhadap pola hidup manusia menjadi konsumtif.
Meningkatnya
jumlah penduduk serta kebutuhan tersier yang semakin banyak sebagai akibat
perkembangan teknologi yang pesat, telah menyebabkan tekanan terhadap sumber
daya alam dan lingkungan semakin berat. Pertumbuhan penduduk dalam jumlah
besar, telah banyak mengubah lahan hutan menjadi lahan permukiman, pertanian,
industri, dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan luas lahan hutan terus mengalami
penyusutan dari tahun ke tahun, terutama di negara-negara miskin dan negara
berkembang. Demikian pula kebutuhan tersier yang terus mengalami peningkatan,
baik dalam jumlah maupun kualitasnya, menyebabkan industri-industri berkembang
dengan pesat. Perkembangan industri yang pesat, membutuhkan sumber daya alam
berupa bahan baku dan sumber energi yang sangat besar pula. Sebagai akibatnya,
sumber-sumber bahan baku dan energi terus dikuras dalam jumlah besar. Cadangan
sumber daya alam di alam semakin merosot, hutan-hutan semakin rusak karena
banyaknya pohon yang diambil untuk kebutuhan bahan baku industri, apalagi bila
tidak diimbangi dengan usaha reboisasi akan menimbulkan bencana pencemaran
terhadap udara, air, dan tanah, yang akhirnya menganggu kehidupan manusia.
Bentuk
– bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat kegiatan manusia :
a. Pencemaran
air
Pencemaran
air merupakan peristiwa masuknya zat atau komponen lainnya ke dalam lingkungan
perairan sehingga kualitas atau mutu air terganggu. Air merupakan kebutuhan
vital bagi makhluk hidup. Oleh karena itu, kualitas air di suatu ekosistem
sangat penting artinya bagi kehidupan makhluk hidup. Sumber-sumber pencemaran
air terutama berasal dari limbah industry, limbah pertanian, dan limbah rumah
tangga.
Kebutuhan
manusia yang terus menerus meningkat mengakibatkan banyaknya industri-industri
yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Industri – industri inilah
yang pada akhirnya akan menyebabkan pencemaran air melalui pembuangan
limbah-limbah yang dihasilkan. Limbah pabrik yang mengandung logam berat
seringkali dialirkan ke sungai yang berakibat pada pencemaran air sungai yang
sangat berbahaya bagi manusia dan
makhluk hidup yang berada didalamnya. Umumnya jenis logam berat yang
terkandung didalam polutan berupa raksa, timbale dan kadmium. Pencemaran air
yang berat dapat berakibat fatal, logam berat tersebut dapat terserap pada air
tanah yang dikonsumsi oleh manusia, dan pemurniannya sangatlah sukar.
Limbah
pertanian, penggunaan pupuk buatan yang berlebihan di lahan pertanian dapat
menyebabkan suburnya ekosistem perairan, sehingga akan banyak ditumbuhi
ganggang. Akibatnya ekosistem perairan tertutup oleh ganggang dan sinar
matahari yang menembus berkurang, sehingga aktivitas fotosintesis fitoplankton
berkurang dan mengganggu ekosistem didalamnya. Selain itu penggunaan
insektisida yang berlebihan dapat meengganggu keseimbangan ekosistem lahan pertanian. Selain dapat membunuh
berbagai serangga, insektisida yang berlebihan dapat terakumulasi di perairan
(missal DDT), termakan oleh biota dan melalui rantai makanan insektisida ini
dapat berpindah ke organism lain dan bersifat membahayakan.
Disamping
itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan dan
konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah. Limbah rumah
tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik (plastik,
gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar
dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air
mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan
kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang mencemari air.
Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit pada
manusia dan binatang.
b. Pencemaran
tanah
Pencemaran
tanah adalah peristiwa masuknya zat atau komponen lain ke dalam suatu areal
tanah yang dapat berakibat pada perubahan keseimbangan ekologis diareal
tersebut. Pencemaran tanah dapat terjadi karena adanya akumulasi sampah yang
berlebih. Sampah merupakan factor pencemar tanah yang dapat berupa sampah
organic dan sampah anorganik. Sampah organic dapat diuraikan oleh mikroba tanah
yang kemudian akan diuraikan menjadi tanah humus pada lapisan teratas. Akan
tetapi, sampah anorganik tidak bisa diuraikan. Bahan pencemar itu tetap utuh
hingga 300 tahun yang akan datang. Zat-zat limbah yang meresap ke tanah juga
tidak dapat hilang dalam jangka waktu yang lama. Zat-zat limbah yang masuk ke
tanah di serap oleh tanaman dan tetap menetap di dalam tubuh tumbuhan itu,
karena tumbuhan tidak dapat menguraikannya.
Selain
itu, factor pencemaer tanah lainnya adalah limbah pertanian yang mengotori
tanah. Limbah pertanian dapat berupa pupuk yang berlebihan dan penggunaan
herbisida serta pestisida. Zat pencemar yang menetap pada tumbuhan itu, terus
berpindah melalui jalur rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Sehingga
perpindahan itu menyebabkan adanya zat pencemar dalam setiap tubuh organism
yang melangsungkan proses rantai makanan.
Desertifikasi atau proses pengubahan tanah menjadi pasir
menunjukan suatu kemiskinan tanah yang disebabkan oleh pemaikanan secara
berlebihan untuk penggembalaan, pembudidayaan yang melampaui batas, penebangan
hutan dan metode irigasi yang buruk. Desertifikasi pada akhirnya akan
menyebabkan kekeringan, banjir, kelaparan dan turunnya taraf hidup manusia.
c. Kerusakan
hutan dan keanekaragaman hayati
Perkembangan
populasi manusia dan perkembangan zaman menyebabkan kebutuhan manusia yang
meningkat. Berbagai lahan hutan diratakan untuk dibangun pemukiman dan
perindustrian tanpa adanya kegiatan reboisasi. Hal ini tentu saja merusak
habitat populasi yang ada didalamnya sehingga akan mengakibatkan menurunnya
keanekaragaman ekosistem, jenis dan gen. selain itu polusi dan bahan pencemar
dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan. Adanya perkembangan dan
peningkatan populasi yang disertai dengan pertumbuhan teknologi, menyebabkan
manusia dalam mengkonsumsi keanekaragaman berlangsung sangat cepat.
d. Global
Warming
Pemanasan
global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan Bumi. Meningkatnya suhu global diperkirakan
akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air
laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan
jumlah dan pola presipitasi.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Salah satu factor penyebab terjadinya global warming
adalah efek rumah kaca, Segala
sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang
pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan
Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan
Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian
dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur
dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi
terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi
sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang
ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan
suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih
panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah
kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan
Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di
atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Gas-gas rumah kaca yang berlebihan disebabkan oleh adanya
aktivitas manusia yang sebagian besar dalam kegiatannya memanfaatkan bahan
bakar fosil baik untuk industry maupun untuk kendaraan. Pembakaran bahan bakar
fosil akan menghasilkan gas-gas CO2 yang memiliki andil besar dalam melepaskan
gas rumah kaca ke atmosfer.
Untuk mengurangi
dampak dari kerusakan-kerusakan diatas maka upaya yang mungkin perlu
diterapkan antara lain :
1.
Metode 3R untuk limbah padat (Reuse, Reduce, Recycle)
2.
Pemisahan sampah organik dan anorganik
3.
Minimalisasi penggunaan input kimiawi
4.
Mengembangkan pertanian organik
5.
Mengurangi emisi karbon dioksida
6.
Membuat Ruang terbuka hijau di permukiman
BAB
IV
PULIHNYA
MASA DEPAN
Walaupun dirasa sulit, bahkan dapat dikatakan mustahil untuk
mengembalikan bumi kembali asri dan nyaman untuk dihuni, akan tetapi tidak
sedikit kaum pemikir yang optimis menyoal kesejahteraan manusia dimasa
mendatang. Mereka beranggapan bahwa kemajuan teknologi dan kesadaran manusia
kelak akan meningkat terkait isu mengenai ekologi. Hal tersebut berkaca pada 40
tahun yang lalu dan meramalkan 40 tahun yang akn datang. Dimana 40 tahun yang
lalu, manusia yang kebanyakan berkendara menunggangi ternak ataupun berjalan
kaki tidak akan pernah berfikir akan terjadi kemacetan kendaraan besi seperti
yang terjadi hari ini. Begitu masa depan yang akan dialami keturunan manusia,
mereka tidak akan dapat meramal apa
kemungkinan yang terjadi, bagaimana arah perkembangan teknologi dan
pengetahuan. Akan tetapi akan dibahas mengenai hal optimis yang kemungkinan
terjadi.
1.
Sumberdaya
energi
Energi
yang diggunakan masa kini berasal dari
minyak bumi, kayu bakar batu bara dan barang tambang lain. Diperkirakan
suatu saat nanti, penggunaan nuklir yang hari ini banyak ditentang karena
menimbulkan bencana di sekitar reaktor dan beresiko tinggi akan dapat lebih
dikembangkan dan menurunkan resiko kecelakaan. Selain itu, reaktor nuklir yang
terkenal akan hasil energinya yang melimpah ini akan dikembangkan hingga residu
pembuangannya menurun.
2.
Jumlah Penduduk
yang Stagnan dan Cenderung Menurun
Jumlah penduduk dunia diperkirakan
selalu berkembang dan terus meningkat, apalagi negara berkembang. Oleh
karenannya kebijakan pemerintah dibentuk untuk mngendalikanya. Angka
peningkatan penduduk berpengaruh pada meningkatnya kebutuhan manusia dimasa
mendatang. Dimana kebutuhan akan makanan, lahan pembangunan akan terus
meningkat terkait pendudukan masyarakat. Belum lagi umat manusia menghendaki
kesejahteraan yang juga berpengaruh secara beruntun dengan keadaan alam. Oleh
karenannya, diduga akan ada kemiskinan, kemelaratan dan kelaparan apabila jumlah
manusia tidak terkendali dan terjadi proses seleksi alam. Selain itu juga
diramalkan akan ada peperangan ataupun pemusnahan manusia (!) yang dapat
menstabilkan jumlah manusia. Akan tetapi beberapa pemikir optimis bawasa
pertumbuhan jumlah manusia dapat ditekan, karena terdapat beberapa fakta dimasa
kini, yakni beberaoa negara Eropa berhasil menekan jumlah penduduknya.
3.
Tren Tenaga
Abadi
Sebagai
pengganti Bahan Bakar Fosil,
diperkirakan inovasi dan perkembangan energi alternatif akan semakin maju.
Semisal penggunaan tenaga surya dengan fotovoltaik sebagai alternatif sumber
listrik. Suatu pemikiran meramalkan akan terjadi tren atap dilengkapi dengan
fotovoltaik sebagai penghsil energi tiap rumahan. Alternatif ini cocok untuk
negara tropis seperti indonesia dan negara yang memiliki gurun luas seperti
saudi arabia.
Untuk negara subtropis seperti
belanda dapat memanfaatkan energi angin dan turbib air bendungan yang
diciptakan guna mengurangi pengeksploitasian bahan bakar fosil.
Dalam efisiensi
penggunaan energi, alat-alat yang menunjang kebutuhan masnua juga diramalkan
akan semakin canggih dan menghemat penggunaan energi. Semisal bohlam hasil
pengembangan Thomas A. Edison aka diganti dengan lampu dengan sumber sodium
ataupun karbon. Tren mobil akan digeser dengan tren sepeda. Sperti halnya yang
terjadi di jepang. Sebuah riset menyatakan, bawasanya konsumsi masyarakat akan
sepeda lebih dari 2 kali lipat daripada konsumsi mobil.
4.
Daur Ulang
Pendaur ulangan diramalkan akan semakin canggih dan berkembang,
Masyarakat akan sadar akan pentingnya penggunaan kembali suatu produk limbah.
Industri-industri akan mengasilkan produk dengan kemasan yang tidak hanya satu
kali pakai, semisal produk minuman tidak lagi dikemas dalam botol ataupun
kaleng, akan tetapi hanya sebatas dituang dalam gelas konsumen masing-masing.
5.
Relijius
Kelak manusia
akan sadar, bawasanya kerusakan alam tersebut salah satunya dikarenakan manusia
yang kurang taat akan perintah beragama. Agama memperingatkan akan sifat
materialisme manusia, akan tetapi karena dinamika dan keberagaman pemikiran
dalam masyarakat, seakan pemikiran relijius hanya sebatas pilihan satu dari
sekian banyak ideologi.
Apabila disadari, sifat materialisme
membuat manusia semakin maju dan kebtuhan-kkebutuhan semakin banyak dan beragam.
Padahal sebenarnya kebutuhan yang berbalik dengan keterpihakan keada alam dapat
dihentikan, asalkan tidak mengikuti nafsu. Keberadaan ideologi materialisme
mengembangkan pelepasan energi manusia dalam memproduksi, beriklan, membeli
barang-barang yang sebenarnya tersier bahkan kuartener.
Keacuhan akan reliji sendiri membuat
suatu garis jenjang, melenyapkan ikatan sosial antar manusia yang sebenarnya
berdekatan. Padahal, beberapa pemikiran di negara maju berharap tidak pernah
hidup dalam negara maju yang semuanya serba
mudah akan tetapi kesejahteraan nuraninya kurang. Sedangkan negara
berkembang yang mulanya memiliki nurani dan secara material tidak semaju barat
malah menghendaki hidup kebarat-baratan.
6.
Tren Pemikiran
Tren pemikiran
dimasa mendatang diramalkan akan cukup berbeda dengan tren pemikiran masa kini.
Dimana mulai sadar akan cacatnya pemikiran materialistik dan akan beraih ke
pemikiran yang lain. Sikap konsumerisme kemungkinan akan beralih akibat peran
media dalam mengarahkan pemikiran masyarakat.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Ekologi manusia
merupakan pembahasan ekologi dari sudut pandang kepentingan manusia. Daya
dukung merupakan kemampuan daerah/habitat dalam mendukung kehidupan makhluk
diatasnya
2.
Ekolgi saat ini
dapat dikatakan memprihatinkan, salah satu sebabnya karena kebutuhan manusia
yang selalu meningkat. Beberapa hal yag dikhawatirkan akan mengancam kehidupan
di masa depan adalah pencemaran tanah dan air, kerusakan alam, berkurangnya
keanearagaman dan global warming.
3.
Walau dirasa
pesimis akan masa depan, namun beberapa pemikir memiliki pemikiran ramalan
keberhasilan manusia dalam mengubah sikapnya untuk tetap menjaga bumi, seperti
menrubah tren penggunaan energi dan gaya hidup.
B.
Saran
1.
Materi dapat
difahamidan diyakini untuk menyadarkan pentingnya kepedulian akan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Brown,
Lester R. 1992. Tantangan
Masalah Lingkungan Hidup, Bagaimana Membangun Masyarakat Manusia Berdasarkan
Kesinambungan Lingkungan Hidup yang Sehat. Diterjemahkan oleh: S.
Maimoen. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Soemarworo,
Otto. 1994. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit
Djembatan
0 komentar:
Posting Komentar