BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan
sosial dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan,
lingkungan, sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan
lingkungannya secara menyeluruh. Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan
dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam,
mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta
terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan
timbal balik baik itu positif maupun negatif. Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari
lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara
dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya
memerlukan lingkungan. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia
disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang
membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Manusia pada
hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena alam dan lingkungan
mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung
pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap manusia
harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama
makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia
adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang,
maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah
guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang
ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam
yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan
memanfaatkannya.
Semakin
hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal lingkungannya,
apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang berubah,
begitu pula berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan. Dengan
merenungkan munculnya masalah-masalah pembangunan yang mengabaikan
prinsip-prinsip ekologi yang mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi
kebutuhan manusia itu sendiri yang semakin hari semakin banyak, telah
menyebabkan peranan ekologi semakin menonjol dan juga potensi sumber daya alam
dieksploitasi dan dikonsumsi untuk memenuhi berbagai kebutuhan pokok hidupnya.
Melihat alam yang semakin terkuras kekayaan alam nya, akankah manusia sadar
akan tugas nya sebagai khalifah yang dititipiNya
untuk menjaga alam? Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami ingin membahas
mengenai sejarah ekologi manusia, pengaruh dan peranan manusia dalam ekologi.
B.
Dasar Teori
Ekologi manusia merupakan bagian
dari autekologi, suatu ilmu yang mempelajari satu jenis organisme, atau
disebut juga ekologi satu jenis makhluk hidup. Di dalamnya dipelajari bagaimana
manusia berinteraksi dengan komponen alam, baik secara timbal balik maupun
searah (Anwar, 2010).
Ekologi manusia dengan studi tentang
hubungan-hubungan dinamika populasi, organisme sosial, dan kebudayaan populasi
manusia dengan lingkungan tempat mereka hidup. Dengan kata lain, studi tentang
interaksi antara populasi manusia dengan lingkungannya (Sudjadi,
2004).
Ekologi manusia bisa
diartikan sebagai studi yang mempelajari bentuk dan perkembangan komunitas
dalam sebuah populasi manusia. Ekologi manusia adalah suatu pandangan yang
mencoba memahami keterkaitan antara spesies manusia dan lingkungannya (Amos and Gerald,
1994).
Bahasan ekologi manusia tidak
terlepas dari kajian ekosistem. Dalam proses ekosistem[1],
manusia beradaptasi dengan semua bentuk lingkungan (LHA, LHB, dan LHS) sesuai
dengan kondisi dimana ia berada. Dalam beradaptasi ini manusia mendayagunakan
lingkungan untuk tetap survive. Potensi sumber daya alam dieksploitasi
dan dikonsumsi untuk memenuhi berbagai kebutuhan pokok hidupnya dengan
menggunakan akal. Karena akal inilah manusia menjadi berbudaya. Dari
kebudayaannya manusia berilmu pengetahuan, dan dengan ilmu pengetahuannya
membuahkan teknologi. Kesatuan ilmu pengetahuan dan teknologi dikenal dengan
istilah IPTEK (Kristanto,
2004).
BAB II
PEMBAHASAN
Ekologi adalah ilmu dasar yang
mempelajari tentang hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ilmu ekologi dibagi menjadi dua yaitu sinekologi dan
autoekologi. Sinekologi adalah mempelajari mahluk hidup dalam komunitasnya,
artinya ekologi yang ditujukan pada lebih satu jenis mahluk hidup, misalnya
ekologi hutan, di mana terdapat tumbuhan dari berbagai jenis, jati, rotan,
karet dan segala jenis komunitas lain yang ada di dalamnya,termasuk kijang,
harimau, gajah, burung, serangga dan sebagainya. Autokogi adalah ekologi
tentang satu jenis mahluk hidup misalnya ekologi nyamuk, ekologi manusia dan
seterusnya.
Manusia
Sejarah perjalanan
manusia dimulai dengan penemuan Homo
sapiens soloensis, lalu Homo sapiens
wajakensis lalu Homo sapiens
australomelanozoid. Homo Sapiens adalah Jenis manusia purba yang
memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki
sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya
mengembara.
Jenis fosil Homo
Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:
1) Homo Sapien Soloensis
Fosil ini setelah diteliti oleh Von
Koenigswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapien Soloensis. Fosil manusia
yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen,
lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 - 1934.
2) Homo Sapiens Wajakensis
Fosil manusia yang ditemukan di
Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene
Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis. Fosil Homo
Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130-210 cm, dengan berat badan antara
30-150 kg. Volume otak mencapai 1300 cc. Manusia purba jenis ini hidup sekitar
40.000-25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas. Tempat penemuan
kedua fosil manusia di atas adalah lapisan Ngandong atau Pleistocen Atas dan
hidupnya diperkirakan 100.000 - 50.000 tahun yang lalu.
Masyarakat industri
dimulai perkembangannya sejak revolusi industri di Inggris pertengahan abad 18
dnegan menganti berbagai pekerjaan dengan menggunakan mesin tenaga uap untuk
industri tekstil dan industry lainnya.
Berturut-turut industri
ini akhirnya menuju teknologi peralatan atau mesin, otomisasi atau cybernetic,
yang menggantikan tenaga manusia, bahkan juga otak manusia dengan mesin,
melalui komputerisasi dan seterusnya. Padahal betapa pun pentngnya mesin itu
hanya alat, yang menentukan sikap dan mengarahkan perilaku akhir adalah pikiran
dan nurani kita sendiri.
Perspektif Keilmuan tentang Ekologi Manusia
1. Secara Ontologi
Studi tentang proses, fungsi, unsur,
parameter dan karakteristik interaksi manusia dengan komponen lainnya dimana
manusia sebagai thema central. Dalam hal ini manusia adalah satu-satunya
makhluk hidup yang diberi kelebihan akal, budaya dan agama dibandingkan dengan
komponen lain dalam ekosistemnya.
2. Secara Epistemologi
Ekologi manusia didasarkan atas
bangunan autekologi (mempelajari satu jenis spesies) manusia yang dikaji
melalui metode berfikir logik, melalui metode riset, analisis, formulasi dan
konklusi tentang fenomena interaksi manusia dengan komponen lingkungan
berdasarkan ekosistemnya.
3. Secara Aksiologi
Secara teoritis ekologi manusia
memberikan kontribusi tentang dasar-dasar pemikiran ilmiah bagaimana idealnya
manusia di satu sisi merupakan bagian dari ekosistem, dan di sisi lain manusia
menjadi thema central dalam ekosistemnya. Sedangkan secar aplikatif,
sangat berguna untuk dijadikan landasan berfikir dalam upaya memberikan
komitmen dan integritas terhadap stabilitas dan sustainabilitas keutuhan
ekosistem dimana manusia itu sendiri ada di dalamnya.
Studi ekologi manusia sama dengan
mempelajari eksistensi manusia dalam hubungannya dengan semua sektor
kehidupannya baik sektor kehidupan yang bersifat sistem-sistem sosial yang
disebut sosiosistem maupun sistem-sistem biofisika yang disebut ekosistem.
Ekologi Manusia
Dari pengertian ekologi manusia
seperti yang telah dikemukakan sebelumnya yang patut kita perhatikan adalah
ketika manusia dipengaruhi oleh ekosistem diperlukan adanya kemampuan
beradaptasi, sebaliknya ketika manusia harus mempengaruhi ekosistemnya
diperlukan mengembangkan program sebagai media kontrol ekosistem itu sehingga
apa yang akan dilakukan tidak terjadi distorsi dan destruksi. Oleh karena itu
dalam sistem pengelolaan lingkungan, ekologi yang dibutuhkan ialah ekologi
manusia, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungan hidupnya. Adapun keterlibatan manusia dalam ekosistemnya
ialah:
Pertama, manusia terlibat langsung sebagai bagian dari unsur-unsur
dalam sebuah bentuk ekosistem secara imanen dengan komponen lainnya. Misalnya
manusia, tumbuhan, hewan dan benda mati, yang saling berinteraksi dalam sebuah
sistem atau ekosistem melalui proses rantai makanan. Kedua, manusia secara transendental tidak terlibat langsung sebagai
bagian dari unsur-unsur dalam sebuah proses ekosistem bersama komponen lainnya.
Misalnya ekosistem dari sebuah kawasan seperti ekosistem rawa, ekosistem hutan,
dan ekosistem biota laut. Ketiga, namun
demikian baik manusia terlibat langsung ataupun tidak terlibat langsung dalam
proses ekosistem itu, ia tetap dituntut untuk berperan memberikan komitmen dan
integritasnya terhadap ekosistem itu. Pola komitmen itu harus berdasarkan moral
agama, moral manusia, etika lingkungan dan norma-norma lainnya, agar
ekosistem-ekosistem yang berlangsung di planet bumi ini tetap dalam tatanan
keseimbangan ekologis.
Fungsi Manusia
Sebagaimana dalam pengertian ekologi
manusia, manusia merupakan sosok yang memegang fungsi dan peranan penting dalam
konteks lingkungan hidupnya. Namun perlu diingat pula bahwa manusia secara fisik
merupakan makhluk yang lemah. Perikehidupan dan kesejahteraannya sangat
tergantung kepada komponen lain. Artinya keberhasilan manusia dalam mengelola
rumah tangganya dengan baik, ditentukan oleh berhasilnya manusia dalam
mengelola makhluk hidup lainnya secara keseluruhan dengan baik pula.
Untuk memperkuat kelemahan manusia,
ia diberi kelebihan akal atau alam pikiran (noosfer). Dengan akal pikirannya
manusia memiliki budaya serta dengan budayanya (yang disebut extra somatic tool) manusia mampu menguasai dan
mengalahkan makhluk yang lebih besar dan menaklukan alam yang dahsyat.
Masalahnya apabila noosfer dengan
prilakunya digunakan untuk kepentingan kesejahteraan diri dan makhluk hidup
lainnya dan didukung oleh rasa tanggung jawab terhadap kelestarian kemampuan
daya dukung lingkungannya, maka sejahteralah manusia dan makhluk hidup lainnya.
Sebaliknya, dengan noosfer (extra
somatic tool) yang dikembangkan manusia dalam mempermudah hidup dan
memenuhi kebutuhan pokok (primery
biological needs) manusia dapat bersifat tamat, egois, serakah
mengeksploitasi sumber daya alam dengan semena-mena, tanpa pertimbangan dampak
yang akan terjadi kelak. Bahkan merasa dirinyalah yang paling memerlukan,
dengan memanfaatkan sumber daya alam itu yang pada gilirannya mereka terancam
hidupnya dan makhluk hidup lain, kini dan generasi mendatang.
Peranan
Manusia dalam Ekosistem
Manusia adalah salah satu mahluk
hidup yang harus berinteraksi degan alam lingkunganya.dalam kehidupanya,manusia
berhubungan,memanfaatkan,dan didukung oleh lingkungan hidupnya,baik lingkungan
dalam pengertian biofosik maupun pengertian koknitif.pengertian koknitif adalah
pengertian hanya didalam angan-angan,seperti ekonomi,sosial,budaya,adat
istiadat,dan bahasa yang satu dengan yang lain saling berhubungan saling
mendukung saling mempengaruhi dan saling memanfaatkan atau istilah dari itu
semuanya saling interaksi.sedangkan pengertian biofosik adalah keadaan
senyatanya,sebagai dari alam lingkungan. Pengaruh manusia terhadap lingkunganya
semakin lama semakin banyak dan beraneka ragam,antara lain:
a. Manusia Sebagai Komponen
Lingkungan yang Dominan
Lingkungan hidup manusia terdiri
atas lingkungan biotik dan lingkungan non biotik. Artinya, lingkungan hidup
manuasia tidak hanya ditentukan oleh benda hidup tetapi juga oleh hal-hal yang
bersifat tidak hidup disamping budaya dan perilakunya. Dalam kesatuan ekosistem
kedudukan manusia adalah sebagai bagian dari unsur lain yang erat berkaitan dan
tergantung pula pada kelestarian ekosistemnya namun faktor manusia lebih dominan.
Manusia harus dapat menjaga keserasian hubungan timbal balik dengan
lingkunganya agar keseimbangan ekosistem tidak terganggu. Undang Undang Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup Republik Indonesia (UU NO.4 Tahun 1982) mengatakan
bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan sebuah benda, gaya, keadaan,
dan mahluk hidup termasuk perilaku manusia didalamnya yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
b. Manusia Sebagai Perusak
Lingkungan
Apabila manusia mengusahakan sumber
daya alam hanya berlandaskan pandangan untuk keperluan jangka pendek agar dapat
memanfaatkan produksi sebanyak mungkin dengan modal seminim mungkindalam waktu
singkat,maka hal ini akan memakmurkan generasinya tetapi menyengsarakan
generasi penerusnya.
Menurut konsep bio-ekosistem
dinyatakan bahwa manusia dan mahluk lain dialam ini sama kedudukan dan
fungsinya.pada proses rumah tangga suatu ekosistem atau lingkungan,akan trlihat
lingkaran energi,materi,dan informasi yang dipengaruhi oleh kekuatan dari
komponen produsen dan konsumen. Ciri ciri pokok dari suatu bio-ekosistem ada
tiga macam yaitu sebagai berikut :
Ø Kesatuan kesatuan hidup atau
kelompok - kelompok mahluk hidup akan melakukan niche-nya masing masing dalam
pengaturan rumah tangga lingkungan.
Ø Komponen lingkungan yang terdiri
atas berbagai kesatuan lingkungan dengan unsur unsur ruang dan struktur masing
masing akan iku serta mempengaruhi jalanya proses rumah tangga lingkungan.
Ø Kesatuan kesatuan hidup dan kesatuan
kesatuan lingkungan dengan kemampuan atau kekuatanya masing masing berdasarkan
pada asas yang akan bergerak kearah tercapainya keseimbangan ekologi.
Problematika Dalam Ekologi Manusia
Manusia memiliki peranan penting
dalm pengendalian alam di lingkungannya. Namun pada kenyataan nya, sangat
sedikit manusia yang peduli dengan keadaan lingkungannya. Kebanyakan manusia
telah membuat kerusakan di muka bumi hanya untuk memenuhi hawa nafsu nya dalam
mencapai kebahagiaan di dunia tanpa melihat kondisi disekitarnya. Hal ini yang
menyebabkan semakin kritis nya keseimbangan ekosistem di alam, semakin banyak
nya bencana yang ditimbulkan seperti longsor akibat lahan hutan yang gundul,
banjir akibat sampak yang membludak, kemiskinan akibat ekonomi yang tidak
merata, dll.
Para ahli didunia terutama dibidang ilmu ekonomi dan yang
mengkususkan diri dalam ilmu kependidikan dan pertanian hingga kini terus
melakukan pengkajian terhadap lingkungan hidup. Melihat dari tahun ketahun terus
kondisi lingkungan semakin memprihatinkan karena berbagai hasil kemajuan teknologi
terutama dalam dunia industri.
Penanganan Masalah Ekologi Manusia
Hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keseimbangan
lingkungan adalah dengan melaksanakan sebaik-baiknya berbagai aturan mengenai
lingkungan hidup guna untuk pemeliharaan dan pembinaan lingkungan. Hal ini
diungkapkan dalam ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam UU NO.4
1983 yang berlaku sejak 11 Maret sebagai berikut :
“pengelolaan
lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan yang lestari, serasi dan
seimbang untuk menunjang pembangunan yang ber kesinambungan bagi peningkatan
kesejahteraan manusia”
Demikian juga tentang AMDAL yang
ditetapkan tanggal 5 Juni 1986 dan mulai berlaku 5 Juni 1987 harus dianggap
serius. Dari ketentuan itu diharapkan agar masyarakat dari berbagai lapisan
menyadari bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat akhinya juga bermanfaat
bagi masyarakat. Secara umum Pengelolaan
Lingkungan Hidup dalam arti melestarikan fungsi sumber daya alam dapat melalui:
a.
Kebijaksanaan
penataan lingkungan hidup.
b. Pemanfaatan sumber daya alam.
c.
Pengembangan
sumber daya alam.
d. Pemeliharaan keberlanjutan fungsi
lingkungan hidup.
e.
Pemulihan
keutuhan sumber daya alam dalam ekosistemnya terutama sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui.
f.
Pengawasan
berbagai bentuk aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya.
g. Pengendalian terhadap dampak
lingkungan hidup.
h. Menciptakan, menerapkan dan
pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Jika pengetahuan dan disiplin
lingkungannya dalam
penanganan
lingkungan hidup secara formal (UU, Keputusan Menteri, dll) kurang maksimal dalam
penerapannya, penanganan informal pun juga perlu dikerahkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
akan lingkungan hidup. Ada tiga jalur yang bisa dijadikan pedoman dalam langkah
langkah informal,
yaitu sebagai
berikut :
a) Cinta lingkungan hidup
Sejak usia muda seorang anak sudah didekatkan dengan
proses alamiah,
misalnya
sebagai mana tahap tahap pertumbuhan tanaman, bagaimana binatang bertahan hidup dan melindungi anak-
anaknya
b) Petualangan/ Survivel
Petualangan petualangan yang dilakukan anak anak muda
dialam bebas merupakan salah satu cara untuk memahami rahasian dan keagungan
alam.
Generasi muda
yang mengenal secara sungguh sungguh, alam nusantara inilah yang nantinya mampu membawa
indonesia lebih makmur lagi.
c) Musim
Musim bisa menjadi sumber inspirasi dan pemahaman
kearifan bagi anggota masyarakat. Musim bisa berisi kegersangan dan pencemaran yang parah
akibat kesalahan manusia. Misalnya, banjir dating saat musim hujan. kebakaran hutan
saat musim kemarau, dll. Di samping itu, disajikan pula perbandingannya, yakni kelestarian alam yang indah sebagai akibat keberhasilan
manusia menghormati hukum alam.
BAB III
PENUTUP
Manusia seharusnya menyadari
kedudukan dan tanggung jawab dirinya, serta bagaimana idealnya beretika dengan
ekosistemnya, dimana di dalam ekosistem berlaku hukum timbal balik yang saling
menguntungkan. Suatu ekosistem akan berlangsung dalam batas-batas hukum alam
antara satu komponen dengan komponen lainnya. Kehidupan manusia sangat
tergantung kepada komponen-komponen lain dalam ekosistem itu sehingga secara
moral alam manusia dituntut untuk bertanggung jawab kepada keutuhan,
kelangsungan, keseimbangan, dan kelestarian alam yang menghidupi dirinya
sebagai wujud dari komitmen dan integritasnya terhadap ekosistem.
Oleh karena itu manusia harus
menjadikan alam sebagai ladang kehidupan dengan cara memanfaatkan sumber-sumber
daya alam tetap dalam batas-batas toleransi tidak melampaui daya dukung
lingkungan serta tetap melakukan konservasi/pelestarian alam terhadap
lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amos, H.H. Gerald, L. Y. 1994. Lingkungan
Hidup (The Living Environment) Pendidikan, Pengelolaan Lingkungan dan
Kelangsungan Pembangunan (Education, Envorinmental Management and Sustainable
Development) Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan Institut Pendididikan dan
Pengembangan Lingkungan (IPPL).
Anwar,
Sofyan Mufid. 2010. Ekologi Manusia. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Kristanto,
Philip. 2004. Ekologi Industri.
Yogyakarta : Rineka Cipta.
Sudjadi,
Bagod. 2004. Biologi Sains dalam
Kehidupan. Surabaya : Yudhistira.
0 komentar:
Posting Komentar