Selasa, 08 Juli 2014

Sejarah Ekologi Manusia

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan, sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan lingkungannya secara menyeluruh. Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif. Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena alam dan lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan memanfaatkannya.
Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal lingkungannya, apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang berubah, begitu pula berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan. Dengan merenungkan munculnya masalah-masalah pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip ekologi yang mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri yang semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan ekologi semakin menonjol dan juga potensi sumber daya alam dieksploitasi dan dikonsumsi untuk memenuhi berbagai kebutuhan pokok hidupnya. Melihat alam yang semakin terkuras kekayaan alam nya, akankah manusia sadar akan tugas nya sebagai khalifah yang dititipiNya untuk menjaga alam? Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami ingin membahas mengenai sejarah ekologi manusia, pengaruh dan peranan manusia dalam ekologi.

B.       Dasar Teori
Ekologi manusia merupakan bagian dari autekologi, suatu ilmu yang mempelajari satu jenis organisme, atau disebut juga ekologi satu jenis makhluk hidup. Di dalamnya dipelajari bagaimana manusia berinteraksi dengan komponen alam, baik secara timbal balik maupun searah (Anwar, 2010).
Ekologi manusia dengan studi tentang hubungan-hubungan dinamika populasi, organisme sosial, dan kebudayaan populasi manusia dengan lingkungan tempat mereka hidup. Dengan kata lain, studi tentang interaksi antara populasi manusia dengan lingkungannya (Sudjadi, 2004).
Ekologi manusia bisa diartikan sebagai studi yang mempelajari bentuk dan perkembangan komunitas dalam sebuah populasi manusia. Ekologi manusia adalah suatu pandangan yang mencoba memahami keterkaitan antara spesies manusia dan lingkungannya (Amos and Gerald, 1994).
Bahasan ekologi manusia tidak terlepas dari kajian ekosistem. Dalam proses ekosistem[1], manusia beradaptasi dengan semua bentuk lingkungan (LHA, LHB, dan LHS) sesuai dengan kondisi dimana ia berada. Dalam beradaptasi ini manusia mendayagunakan lingkungan untuk tetap survive. Potensi sumber daya alam dieksploitasi dan dikonsumsi untuk memenuhi berbagai kebutuhan pokok hidupnya dengan menggunakan akal. Karena akal inilah manusia menjadi berbudaya. Dari kebudayaannya manusia berilmu pengetahuan, dan dengan ilmu pengetahuannya membuahkan teknologi. Kesatuan ilmu pengetahuan dan teknologi dikenal dengan istilah IPTEK (Kristanto, 2004).


BAB II
PEMBAHASAN

Ekologi adalah ilmu dasar yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu ekologi dibagi menjadi dua yaitu sinekologi dan autoekologi. Sinekologi adalah mempelajari mahluk hidup dalam komunitasnya, artinya ekologi yang ditujukan pada lebih satu jenis mahluk hidup, misalnya ekologi hutan, di mana terdapat tumbuhan dari berbagai jenis, jati, rotan, karet dan segala jenis komunitas lain yang ada di dalamnya,termasuk kijang, harimau, gajah, burung, serangga dan sebagainya. Autokogi adalah ekologi tentang satu jenis mahluk hidup misalnya ekologi nyamuk, ekologi manusia dan seterusnya.
Manusia
Sejarah perjalanan manusia dimulai dengan penemuan Homo sapiens soloensis, lalu Homo sapiens wajakensis lalu Homo sapiens australomelanozoid. Homo Sapiens adalah Jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.
Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:
1)      Homo Sapien Soloensis
Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapien Soloensis. Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 - 1934.
2)      Homo Sapiens Wajakensis
Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis. Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130-210 cm, dengan berat badan antara 30-150 kg. Volume otak mencapai 1300 cc. Manusia purba jenis ini hidup sekitar 40.000-25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas. Tempat penemuan kedua fosil manusia di atas adalah lapisan Ngandong atau Pleistocen Atas dan hidupnya diperkirakan 100.000 - 50.000 tahun yang lalu.
Masyarakat industri dimulai perkembangannya sejak revolusi industri di Inggris pertengahan abad 18 dnegan menganti berbagai pekerjaan dengan menggunakan mesin tenaga uap untuk industri tekstil dan industry lainnya.
Berturut-turut industri ini akhirnya menuju teknologi peralatan atau mesin, otomisasi atau cybernetic, yang menggantikan tenaga manusia, bahkan juga otak manusia dengan mesin, melalui komputerisasi dan seterusnya. Padahal betapa pun pentngnya mesin itu hanya alat, yang menentukan sikap dan mengarahkan perilaku akhir adalah pikiran dan nurani kita sendiri.
Perspektif Keilmuan tentang Ekologi Manusia
1. Secara Ontologi
Studi tentang proses, fungsi, unsur, parameter dan karakteristik interaksi manusia dengan komponen lainnya dimana manusia sebagai thema central. Dalam hal ini manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang diberi kelebihan akal, budaya dan agama dibandingkan dengan komponen lain dalam ekosistemnya.
2. Secara Epistemologi
Ekologi manusia didasarkan atas bangunan autekologi (mempelajari satu jenis spesies) manusia yang dikaji melalui metode berfikir logik, melalui metode riset, analisis, formulasi dan konklusi tentang fenomena interaksi manusia dengan komponen lingkungan berdasarkan ekosistemnya.
3. Secara Aksiologi
Secara teoritis ekologi manusia memberikan kontribusi tentang dasar-dasar pemikiran ilmiah bagaimana idealnya manusia di satu sisi merupakan bagian dari ekosistem, dan di sisi lain manusia menjadi thema central dalam ekosistemnya. Sedangkan secar aplikatif,  sangat berguna untuk dijadikan landasan berfikir dalam upaya memberikan komitmen dan integritas terhadap stabilitas dan sustainabilitas keutuhan ekosistem dimana manusia itu sendiri ada di dalamnya.
Studi ekologi manusia sama dengan mempelajari eksistensi manusia dalam hubungannya dengan semua sektor kehidupannya baik sektor kehidupan yang bersifat sistem-sistem sosial yang disebut sosiosistem maupun sistem-sistem biofisika yang disebut ekosistem.

Ekologi Manusia
Dari pengertian ekologi manusia seperti yang telah dikemukakan sebelumnya yang patut kita perhatikan adalah ketika manusia dipengaruhi oleh ekosistem diperlukan adanya kemampuan beradaptasi, sebaliknya ketika manusia harus mempengaruhi ekosistemnya diperlukan mengembangkan program sebagai media kontrol ekosistem itu sehingga apa yang akan dilakukan tidak terjadi distorsi dan destruksi. Oleh karena itu dalam sistem pengelolaan lingkungan, ekologi yang dibutuhkan ialah ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Adapun keterlibatan manusia dalam ekosistemnya ialah:
Pertama, manusia terlibat langsung sebagai bagian dari unsur-unsur dalam sebuah bentuk ekosistem secara imanen dengan komponen lainnya. Misalnya manusia, tumbuhan, hewan dan benda mati, yang saling berinteraksi dalam sebuah sistem atau ekosistem melalui proses rantai makanan. Kedua, manusia secara transendental tidak terlibat langsung sebagai bagian dari unsur-unsur dalam sebuah proses ekosistem bersama komponen lainnya. Misalnya ekosistem dari sebuah kawasan seperti ekosistem rawa, ekosistem hutan, dan ekosistem biota laut. Ketiga, namun demikian baik manusia terlibat langsung ataupun tidak terlibat langsung dalam proses ekosistem itu, ia tetap dituntut untuk berperan memberikan komitmen dan integritasnya terhadap ekosistem itu. Pola komitmen itu harus berdasarkan moral agama, moral manusia, etika lingkungan dan norma-norma lainnya, agar ekosistem-ekosistem yang berlangsung di planet bumi ini tetap dalam tatanan keseimbangan ekologis.
Fungsi Manusia
Sebagaimana dalam pengertian ekologi manusia, manusia merupakan sosok yang memegang fungsi dan peranan penting dalam konteks lingkungan hidupnya. Namun perlu diingat pula bahwa manusia secara fisik merupakan makhluk yang lemah. Perikehidupan dan kesejahteraannya sangat tergantung kepada komponen lain. Artinya keberhasilan manusia dalam mengelola rumah tangganya dengan baik, ditentukan oleh berhasilnya manusia dalam mengelola makhluk hidup lainnya secara keseluruhan dengan baik pula.
Untuk memperkuat kelemahan manusia, ia diberi kelebihan akal atau alam pikiran (noosfer). Dengan akal pikirannya manusia memiliki budaya serta dengan budayanya (yang disebut extra somatic tool) manusia mampu menguasai dan mengalahkan makhluk yang lebih besar dan menaklukan alam yang dahsyat.
Masalahnya apabila noosfer dengan prilakunya digunakan untuk kepentingan kesejahteraan diri dan makhluk hidup lainnya dan didukung oleh rasa tanggung jawab terhadap kelestarian kemampuan daya dukung lingkungannya, maka sejahteralah manusia dan makhluk hidup lainnya. Sebaliknya,  dengan noosfer (extra somatic tool) yang dikembangkan manusia dalam mempermudah hidup dan memenuhi kebutuhan pokok (primery biological needs) manusia dapat bersifat tamat, egois, serakah mengeksploitasi sumber daya alam dengan semena-mena, tanpa pertimbangan dampak yang akan terjadi kelak. Bahkan merasa dirinyalah yang paling memerlukan, dengan memanfaatkan sumber daya alam itu yang pada gilirannya mereka terancam hidupnya dan makhluk hidup lain, kini dan generasi mendatang.
Peranan Manusia dalam Ekosistem
Manusia adalah salah satu mahluk hidup yang harus berinteraksi degan alam lingkunganya.dalam kehidupanya,manusia berhubungan,memanfaatkan,dan didukung oleh lingkungan hidupnya,baik lingkungan dalam pengertian biofosik maupun pengertian koknitif.pengertian koknitif adalah pengertian hanya didalam angan-angan,seperti ekonomi,sosial,budaya,adat istiadat,dan bahasa yang satu dengan yang lain saling berhubungan saling mendukung saling mempengaruhi dan saling memanfaatkan atau istilah dari itu semuanya saling interaksi.sedangkan pengertian biofosik adalah keadaan senyatanya,sebagai dari alam lingkungan. Pengaruh manusia terhadap lingkunganya semakin lama semakin banyak dan beraneka ragam,antara lain:
a. Manusia Sebagai Komponen Lingkungan yang Dominan
Lingkungan hidup manusia terdiri atas lingkungan biotik dan lingkungan non biotik. Artinya, lingkungan hidup manuasia tidak hanya ditentukan oleh benda hidup tetapi juga oleh hal-hal yang bersifat tidak hidup disamping budaya dan perilakunya. Dalam kesatuan ekosistem kedudukan manusia adalah sebagai bagian dari unsur lain yang erat berkaitan dan tergantung pula pada kelestarian ekosistemnya namun faktor manusia lebih dominan. Manusia harus dapat menjaga keserasian hubungan timbal balik dengan lingkunganya agar keseimbangan ekosistem tidak terganggu. Undang Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Republik Indonesia (UU NO.4 Tahun 1982) mengatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan sebuah benda, gaya, keadaan, dan mahluk hidup termasuk perilaku manusia didalamnya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
b. Manusia Sebagai Perusak Lingkungan

Apabila manusia mengusahakan sumber daya alam hanya berlandaskan pandangan untuk keperluan jangka pendek agar dapat memanfaatkan produksi sebanyak mungkin dengan modal seminim mungkindalam waktu singkat,maka hal ini akan memakmurkan generasinya tetapi menyengsarakan generasi penerusnya.
Menurut konsep bio-ekosistem dinyatakan bahwa manusia dan mahluk lain dialam ini sama kedudukan dan fungsinya.pada proses rumah tangga suatu ekosistem atau lingkungan,akan trlihat lingkaran energi,materi,dan informasi yang dipengaruhi oleh kekuatan dari komponen produsen dan konsumen. Ciri ciri pokok dari suatu bio-ekosistem ada tiga macam yaitu sebagai berikut :
Ø  Kesatuan kesatuan hidup atau kelompok - kelompok mahluk hidup akan melakukan niche-nya masing masing dalam pengaturan rumah tangga lingkungan.
Ø  Komponen lingkungan yang terdiri atas berbagai kesatuan lingkungan dengan unsur unsur ruang dan struktur masing masing akan iku serta mempengaruhi jalanya proses rumah tangga lingkungan.
Ø  Kesatuan kesatuan hidup dan kesatuan kesatuan lingkungan dengan kemampuan atau kekuatanya masing masing berdasarkan pada asas yang akan bergerak kearah tercapainya keseimbangan ekologi.
Problematika Dalam Ekologi Manusia
            Manusia memiliki peranan penting dalm pengendalian alam di lingkungannya. Namun pada kenyataan nya, sangat sedikit manusia yang peduli dengan keadaan lingkungannya. Kebanyakan manusia telah membuat kerusakan di muka bumi hanya untuk memenuhi hawa nafsu nya dalam mencapai kebahagiaan di dunia tanpa melihat kondisi disekitarnya. Hal ini yang menyebabkan semakin kritis nya keseimbangan ekosistem di alam, semakin banyak nya bencana yang ditimbulkan seperti longsor akibat lahan hutan yang gundul, banjir akibat sampak yang membludak, kemiskinan akibat ekonomi yang tidak merata, dll.
Para ahli didunia terutama dibidang ilmu ekonomi dan yang mengkususkan diri dalam ilmu kependidikan dan pertanian hingga kini terus melakukan pengkajian terhadap lingkungan hidup. Melihat dari tahun ketahun terus kondisi lingkungan semakin memprihatinkan karena berbagai hasil kemajuan teknologi terutama dalam dunia industri.


Penanganan Masalah Ekologi Manusia
Hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan adalah dengan melaksanakan sebaik-baiknya berbagai aturan mengenai lingkungan hidup guna untuk pemeliharaan dan pembinaan lingkungan. Hal ini diungkapkan dalam ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam UU NO.4 1983 yang berlaku sejak 11 Maret sebagai berikut :
“pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan yang lestari, serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang ber kesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia”
Demikian juga tentang AMDAL yang ditetapkan tanggal 5 Juni 1986 dan mulai berlaku 5 Juni 1987 harus dianggap serius. Dari ketentuan itu diharapkan agar masyarakat dari berbagai lapisan menyadari bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat akhinya juga bermanfaat bagi masyarakat.  Secara umum Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam arti melestarikan fungsi sumber daya alam dapat melalui:
a.       Kebijaksanaan penataan lingkungan hidup.
b.      Pemanfaatan sumber daya alam.
c.       Pengembangan sumber daya alam.
d.      Pemeliharaan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
e.       Pemulihan keutuhan sumber daya alam dalam ekosistemnya terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
f.       Pengawasan berbagai bentuk aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya.
g.      Pengendalian terhadap dampak lingkungan hidup.
h.      Menciptakan, menerapkan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Jika pengetahuan dan disiplin lingkungannya dalam penanganan lingkungan hidup secara formal (UU, Keputusan Menteri, dll) kurang maksimal dalam penerapannya, penanganan informal pun juga perlu dikerahkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup. Ada tiga jalur yang bisa dijadikan pedoman dalam langkah langkah informal, yaitu sebagai berikut :
a)     Cinta lingkungan hidup
Sejak usia muda seorang anak sudah didekatkan dengan proses alamiah, misalnya sebagai mana tahap tahap pertumbuhan tanaman, bagaimana binatang bertahan hidup dan melindungi anak- anaknya
b)     Petualangan/ Survivel
Petualangan petualangan yang dilakukan anak anak muda dialam bebas merupakan salah satu cara untuk memahami rahasian dan keagungan alam. Generasi muda yang mengenal secara sungguh sungguh, alam nusantara inilah yang nantinya mampu membawa indonesia lebih makmur lagi.
c)     Musim
Musim bisa menjadi sumber inspirasi dan pemahaman kearifan bagi anggota masyarakat. Musim bisa berisi kegersangan dan pencemaran yang parah akibat kesalahan manusia. Misalnya, banjir dating saat musim hujan. kebakaran hutan saat musim kemarau, dll. Di samping itu, disajikan pula perbandingannya, yakni kelestarian alam yang indah sebagai akibat keberhasilan manusia menghormati hukum alam.

BAB III
PENUTUP

Manusia seharusnya menyadari kedudukan dan tanggung jawab dirinya, serta bagaimana idealnya beretika dengan ekosistemnya, dimana di dalam ekosistem berlaku hukum timbal balik yang saling menguntungkan. Suatu ekosistem akan berlangsung dalam batas-batas hukum alam antara satu komponen dengan komponen lainnya. Kehidupan manusia sangat tergantung kepada komponen-komponen lain dalam ekosistem itu sehingga secara moral alam manusia dituntut untuk bertanggung jawab kepada keutuhan, kelangsungan, keseimbangan, dan kelestarian alam yang menghidupi dirinya sebagai wujud dari komitmen dan integritasnya terhadap ekosistem.
Oleh karena itu manusia harus menjadikan alam sebagai ladang kehidupan dengan cara memanfaatkan sumber-sumber daya alam tetap dalam batas-batas toleransi tidak melampaui daya dukung lingkungan serta tetap melakukan konservasi/pelestarian alam terhadap lingkungan sekitarnya.


DAFTAR PUSTAKA

Amos, H.H. Gerald, L. Y. 1994. Lingkungan Hidup (The Living Environment) Pendidikan, Pengelolaan Lingkungan dan Kelangsungan Pembangunan (Education, Envorinmental Management and Sustainable Development) Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan Institut Pendididikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL).
Anwar, Sofyan Mufid. 2010. Ekologi Manusia. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta : Rineka Cipta.

Sudjadi, Bagod. 2004. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya : Yudhistira.

0 komentar:

Posting Komentar