BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara disebut “Mega
Biodiversity” setelah Brazil dan Madagaskar. Diperkirakan 25% aneka spesies
dunia berada di Indonesia, yang mana dari setiap jenis tersebut terdiri dari
ribuan plasma nutfah dalam kombinasi yang cukup unik sehingga terdapat aneka
gen dalam individu. Secara total keanekaragaman hayati di Indonesia adalah
sebesar 325.350 jenis flora dan fauna. Keanekaragaman adalah variabilitas antar
makhluk hidup dari semua sumber daya, termasuk di daratan, ekosistem-ekosistem
perairan, dan komplek ekologis termasuk juga keanekaragaman dalam spesies di
antara spesies dan ekosistemnya. Sepuluh persen dari ekosistem alam berupa
suaka alam, suaka margasatwa,taman nasional, hutan lindung, dan sebagian lagi
bagi kepentingan pembudidayaan plasma nutfah, dialokasikan sebagai kawasan yang
dapat memberi perlindungan bagi keanekaragaman hayati.
Salah satu pendukung dari keanekaragaman hayati
adalah adanya habitat di alam yang memadai, yaitu salah
satunya hutan. Hutan tropis di Indonesia menyimpan banyak potensi dalam
mendukung keanekaragaman hayati. Hutan Indonesia menyimpan
beragam flora dan fauna yang belum teridentifikasi. Kesemuanya merupakan
kekayaan bangsa kita yang harus di kenali dan di manfaatkan secara bijak untuk
kemaslahatan hajat hidup orang banyak. Keanekaragaman Hayati ini terhampar dari
timur hingga barat tersebar di ribuan pulau di nusantara baik berupa
tumbuhan/hewan tingkat rendah, maupun tumbuhan tingkat tinggi.
Berdasarkan pada data dari buku statistik kehutanan Indonesia Kemenlut 2011, Indonesia
mempunyai hamparan hutan sebesar 99,6 juta
hektar atau sekitar 52,3 % luas wilayah Indonesia. Tapi kondisi memprihatinkan
kini mengancam hutan-hutan di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah maraknya
kegiatan deforestasi. Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72
persen (World Resource Institute, 1997). Pada
periode 1997–2000, ditemukan fakta baru bahwa penyusutan hutan meningkat
menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Dua kali lebih cepat ketimbang tahun 1980.
Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan
hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra
landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, di
antaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan (Badan Planologi
Dephut, 2003).
Berdasarkan pernyataan diatas kita tahu bahwa sangat penting mengetahui
keanekaragaman hayati khususnya di Indonesia agar kita dapat mengetahui cara
melestarikan keanekaragaman tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
peran keanekaragaman tumbuhan terhadap kehidupan?
2. Bagaimanakah
keanekaragaman tumbuhan di Indonesia?
3. Bagaimanakah
eksistensi keanekaragaman tumbuhan di Indonesia?
C.
Tujuan
1. Dapat
mengetahui peran keanekaragaman tumbuhan terhadap kehidupan.
2. Dapat
mengetahui keanekaragaman tumbuhan di Indonesia.
3.
Dapat menjelaskan eksistensi keanekaragaman tumbuhan di
Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Keragaman adalah sifat
yang ditunjukkan suatu tanaman namun berbeda-beda tiap tanaman. Jenis
tumbuh-tumbuhan di Indonesia secara keseluruhan ditaksir sebanyak 25.000 jenis
atau lebih dari 10 persen dari flora dunia. Lumut dan ganggang ditaksir
jumlahnya 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40 persen dari jenis-jenis ini
merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia saja
dan tidak terdapat di tempat lain di dunia (Mangoendidjojo, 2008).
Keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis,
keanekaragaman genetis, dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga
keanekaragaman ini saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang
sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan,
jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan
tingkat ekosistem (Wolf, 1992).
Tumbuhan merupakan kelompok makhluk hidup eukariot, fotosintetik,
multiseluler, dan memiliki jaringan yang sudah berkembang dengan baik. Tumbuhan
dapat hidup dalam berbagai lingkungan darat, mulai dari lingkungan hutan basah
hingga daerah padang pasir atau daerah kutub. Tumbuhan memiliki ukuran yang
bervariasi mulai dari bentuk mikroskopis hingga pohon yang berukuran besar
hingga mencapai 100 meter lebih dan berdiameter 10 meter lebih. Rentang hidup
tumbuhan juga bervariasi. Beberapa tumbuhan bersifat musiman, baik hanya
semusim ataupun dua musim.tumbuhan lainnya dapat hidup bertahun-tahun. (Gibson,
2007).
Hutan merupakan sumber daya alam yang merupakan suatu
ekosistem, di dalam ekosisitem ini, terjadi hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan
tempat tumbuh dari tumbuhan meupakan suatu lingkungan tempat tumbuh dari
tumbuhan merupakan suatu sistem yang kompleks, dimana berbagai faktor saling
beinteraksi dan saling berpengatuh terhadap masyarakat tumbuh-tumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu respon tumbuhan terhadap faktor
lingkungan dimana tumbuhan tersebut akan memberikan respon menurut batas
toleransi yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut terhadap faktor-faktor
lingkungan tersebut (Soerianegara, 1982).
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Peran Keanekaragaman Tumbuhan
Terhadap Kehidupan
Keanekaragaman merupakan ungkapan terdapatnya beranekaragam
bentuk, penampilan, densitas dan sifat yang nampak pada berbagai
tingkatan organisasi kehidupan seperti ekosistem, jenis, dan genetik. Nilai
keanekaragaman ditentukan dengan menggunakan angka indeks.
Keanekaragaman tumbuhan
merupakan keragaman tumbuhan pada suatu wilayah. Keragaman ini dapat terjadi
oleh beberapa sebab seperti keanekaragaman yang disebabkan oleh lingkungan, perkembangan
,dan genetika. Keanekaragaman ini memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan.
Adapun peran keanekaragaman tumbuhan dalam kehidupan sebagai berikut :
1.
Peran Dari Segi Ekonomi
Jenis tumbuhan dapat diperbarui dan dimanfaatkan
secara berkelanjutan. Beberapa bagian
tumbuhan dapat dimanfaatkan dari segi ekonomis seperti kayu. Jenis-jenis kayu
yang dimanfaatkan seperti kayu ramin, jati, gaharu,dan meranti. Kayu-kayu ini
dimanfaatkan untuk pembuatan kursi,pintu,dan sebagainya.
2.
Peran Dari Ilmu Pengetahuan
Kekayaan aneka flora sudah sejak lama
dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak
jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya.
Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan.
Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari
tumbuhan.
3.
Peran Dari Segi Ekologi
Dari segi ekologi tumbuhan dapat berperan dalam
penghasil gas oksigen. Dimana proses penghasilan gas oksigen tersebut
didapatkan dari proses respirasi dan peroses fotosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan tersebut. Proses tersebut akan menghasilkan gas oksigen dalam
kehidupan sehari-hari
4.
Peran Dari Segi Teknologi
Dari segi teknologi tumbuhan dapat dimanfaatkan
dalam pembuatan bioetanol dan biodiesel. Dimana dalam tumbuhan tersebut
terdapat suatu minyak yang berpontesi dalam pembuatan bioetanol. Proses
bioetanol tersebut didapatkan dari proses fotosintesis tumbuhan yang mengalami
beberapa macam pengolahan , misalnya bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi
jagung. Sedangkan pada proses biodiesel didapatkan langsung dari proses
metabolisme dalam tumbuhan seperti minyak jarak
5.
Peran Dari Segi Etnik
Dari segi etnik tumbuhan dapat diamanfaatkan dalam
pembuatan sandang, papan, dan pangan. Dalam pembuatan pangan tumbuhan diolah
untuk dimanfaatkan sebagai sumber makan dalam masyarakat tersebut seperti
tanaman jagung yang dimanfaatkan sebagai pengganti nasi atau nasi jagung,
sedangkan dalam pembuatan papan dan sandang masyarakat banyak menfaatkan salah
satu bagian tumbuhan misalnya kenaf dan serat batang rosella dimanfaatkan dalam
pembuatan karung goni yang sebagian masyarakt digunakan sebgai pembuatan
pakaian, untuk pembuatan papan atau rumah diguanakan kayu rotan.
B. Keanekaragaman Tumbuhan di
Indonesia
Tumbuhan
Indonesia terdiri dari varietas yang unik seperti tanaman tropis. Diberkati
dengan iklim tropis dan sekitar 18.000 pulau, Indonesia adalah negara dengan
keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia. Tumbuhan dari Indonesia
mencerminkan pembauran Asia, Australia dan spesies asli. Hal ini disebabkan oleh
geografi Indonesia, terletak di antara dua benua. Kepulauan ini terdiri dari
berbagai daerah dari hutan hujan tropis dataran rendah utara dan hutan musiman
dari dataran rendah selatan melalui bukit dan vegetasi gunung.
Jenis
tumbuh-tumbuhan di Indonesia diperkirakan
berjumlah sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan
ganggang diperkirakan jumlahnya 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari
jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di
Indonesia dan tidak terdapat di tempat lain di dunia.Dari semua suku tumbuhan
yang ada, suku anggrek (Orchidaceae) adalah suku yang terbesar dan ditaksir
terdapat sekitar 3.000 jenis. Banyak di antara jenis-jenis tumbuhan tersebut
mempunyai nilai ekonomi tinggi, antara lain, meranti-merantian
(Dipterocarpaceaen), kacangkacangan (leguminosae), dan jambu-jambuan
(Myrtaceaen).
Dari
sekian banyak jenis tumbuhan tersebut, sebagian besar terdapat di kawasan hutan
tropika basah, terutama hutan primer, yang
menutup sebagian besar daratan (63%) bumi Indonesia. Hutan ini merupakan
struktur yang kompleks yang menciptakan lingkungan yang sedemikian rupa
sehingga memungkinkan keanekaragaman
tumbuhan yang tinggi dalam
hutan tropika basah.
Penyebaran
geografi tumbuhan di Kepulauan Indonesia secara keseluruhan ditentukan oleh faktor geologi, yaitu adanya Paparan Sunda di bagian
barat dan Paparan Sahul di bagian timur yang berbeda sehingga dapat ditarik
garis pemisah di antaranya. Dalam tiap-tiap paparan, keadaan flora mempunyai banyak persamaan, misalnya, persamaan
flora antara Kalimantan dan Sumatra dapat mencapai 90%. Selanjutnya, variasi
flora dalam tiap-tiap paparan ditentukan oleh faktor lingkungan setempat dalam
hal ini tercerminkan oleh berbagai tipe vegetasi yang terdapat di paparan
tersebut.
Flora
adalah semua jenis tumbuhan yang merupakan kekayaan suatu tempat. Lebih dari
10% flora di dunia dapat ditemukan di Indonesia. Flora-flora tersebut bersifat
endemik dalam artian tumbuhan tersebut hanya ditemukan di wilayah indonesia.
Keanekaragaman flora di Indonesia dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini:
1. Indonesia
berada di kawasan tropik yang mempunyai iklim stabil.
2. Indonesia
terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia.
3. Luas
kepulauan Indonesia yang memungkinkan adanya keragama spesies di dalamnya.
Karakteristik flora di
Indonesia bagian barat berbeda dengan karakteristik di Indonesia bagian timur.
Berikut ini perbedaan karakteristik Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian
timur:
1. Pada
Indonesia bagian barat memiliki jenis miranti yang banyak dibandingkan
Indonesia bagian timur.
2. Flora
Indonesia bagian barat banyak terdiri dari jenis rotan sedangkan Indonesia
bagian timur tidak memiliki rotan.
3. Pada
Indonesia bagian barat hanya sedikit terdapat tanaman jenis sagu sedangkan
Indonesia bagian timur memiliki banyak tanaman jenis sagu
Berikut ini yang
termasuk flora endemik di Indonesia:
1.
Rafflesia arnoldii
Padma Raksasa
(Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal
karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar
di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma
dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Penamaan bunga
raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah
penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di
suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan,
sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land
of Rafflesia atau Bumi Rafflesia.
Bunga
merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter
bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11
kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma.
Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah
jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai
lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong.
Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari
atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan
penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga.
Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan
mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina
sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat
yang datang membuahi.
2. Anggrek
Bulan (Phalaenopsis amabilis)
Anggrek
bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan jenis anggrek (Orchidaceae) yang
mempunyai ciri khas kelopak bunga yang lebar dan berwarna putih. Meskipun saat
ini sudah banyak anggrek bulan hasil persilangan (anggrek bulan hibrida) yang
memiliki corak dan warna beragam jenis. Anggrek bulan termasuk dalam tanaman
anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai
penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Akar
anggrek bulan berwarna putih berbentuk bulat memanjang dan terasa berdaging.
Bunga anggrek bulan memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih.
Anggrek
bulan (Phalaenopsis amabilis) tumbuh liar
dan tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke
Australia. Anggrek bulan hidup secara epifit dengan menempel pada batang atau
cabang pohon di hutan-hutan. Secara liar anggrek bulan mampu tumbuh subur
hingga ketinggian 600 meter dpl. Lantaran keindahannya itu wajar jika kemudian
anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona, satu diantara 3 bunga nasional
Indonesia. Anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona mendampingi melati
(puspa bangsa) dan padma raksasa (puspa langka).
3. Cendana
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon
penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai
rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka).
Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri Lanka
kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di
Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau
Timor, meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa
Tenggara lainnya.
Cendana
adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon
inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup
mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan
atau dibudidayakan.
C. Eksistensi Keanekaragaman Tumbuhan
di Indonesia
Eksistensi keanekaragaman
di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung menurun. Hal itu disebabkan karena
terjadi pengurangan jumlah tumbuhan yang ada di Indonesia. Pengurungan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai
berikut :
1.
Faktor Lingkungan
Lingkungan
merupakan faktor utama dalam keeksistensian tumbuhan di Indonesia. Kualitas dan
kuantitas lingkungan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Penurunan kualitas
dan kuantitas lingkungan tersebut menyebabkan banyaknya tumbuhan yang tidak
dapat tumbuh kembali pada wilayah tersebut. Hal itu disebabkan karena faktor
biotik ataupun abiotik pada lingkungan pertumbuhan tersebut berubah seperti pH
yang terlalu asam atau basa, kelembaban yang rendah, dan sumber nutrisi yang
kurang. Selain itu terjadinya banjir, tanah longsor dan sebagainya menyebabkan
banyak tumbuhan pada suatu daerah mengalami kematian dan tidak dapat
ditumbuhkan kembali, hal itu dikarenakan tanah yang menjadi tempat untuk hidup
tumbuhan rusak. Lingkungan yang rusak ini menyebabkan sebagian eksistensi
tumbuhan di Indonesia yang mengalami kepunahan.
2.
Faktor Manusia
Manusia
merupakan faktor yang menyebabkan eksistensi tumbuhan menjadi berkurang.
Kegiatan manusia yang merusak lingkungan dari tumbuhan tersebut menyebabkan
tumbuhan tidak dapat esksitensi secara normal. Hal itu dikarenakan lingkungan
tersebut telah mengalami perubahan dari kondisi awalnya. Adapun kegiatan
manusia yang menyebakan lingkungan pada tumbuhan rusak antara lain sebagai
berikut, penebangan pohon secara ilegal, penambangan, dan sebagainya.
3.
Faktor Reproduksi
Reproduksi
suatu tumbuhan dapat menentukan keeksistensian tumbuhan tersebut. Apabila
tumbuhan memiliki sistem reproduksi yang berjalan dengan normal maka tumbuhan
tersebut dapat mengalami diversitas secara baik dan tumbuhan tersebut dapat
eksistensi di lingkungannya. Sebaliknya apabila sisterm reproduksi tumbuhan
mengalami gangguan maka tumbuhan tersbut tidak dapat eskis sebagaimana
mestinya.
Gangguan
reproduksi yang dialami oleh tumbuhan biasa yaitu terjadinya isolasi reproduksi
dari tumbuhan tersebut, isolasi ini dapat disebabkan oleh bebrapa hal seperti
adanya barier geografis dari tumbuhan tersebut, memiliki habitat yang berbeda
dari kedua tumbuhan tersebut, dan menghasilkan anakan yang steril.
Suatu
barier berupa geografis menyebabkan tumbuhan tersebut tidak mengalami
persilangan sehingga tumbuhan tersebut tidak bisa melakukan diversitas serta
keeksisteksian menjadi berkurang karena tumbuhan tersebut dihalangi oleh adanya
pemisah berupa geografis. Selain itu, banyak tumbuhan yang memiliki anakan yang
bersifat steril sehingga tumbuhan tersebut tidak dapat mempertahankan jenisnya
karena tidak mampu menghasilkan anakan kembali.
BAB
IV
KESIMPULAN
Keanekaragaman tumbuhan
memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan. Peranan tersebut dapat bermanfaat
bagi masyarakat sekitar. Adapun peran keanekaragaman tumbuhan antara lain,
tumbuhan dapat berperan dalam mengahasilkan gas oksigen, tumbuhan dapat
berperan dalam pembuatan bioetanol dan biodiesel, serta tumbuhan dapat berperan
dalam pembuatan obat-obatan
Keanekaragaman tumbuhan
di Indonesia sangat banyak , hal itu disebabkan karena wilayah Indonesia yang
berada di daerah iklim subtropis. Dimana di Indonesi memiliki hutan hujan sub
tropis yang menyebabkan diversitas dari tumbuhan tersebut sangat banyak. Selain
itu Indonesia diapit dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia sehingga
karekteristik dari tumbuhan di indonesi merupakn pencampuran antara kedua benua
tersebut.
Eksistensi tumbuhan di
Indonesia dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan hal itu disebabkan
oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan, faktor manusia, dan faktor
reproduksi dari tumbuhan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut menyebabkan
tumbuhan tidak dapt melakukan diversitas sehingga eksistensinya turun.
DAFTAR
PUSTAKA
Gibson, J. Phil, Terri R. Gibson. 2007. Plant
diversity. New york : Infobase publising.
Mangoendidjojo,W. 2008. Dasar – Dasar Pemuliaan
Tanaman. Yogyakarta : Kanisius.
Soerianegara, I dan A. Indrawan. 1982. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor : Departemen Manejemen Hutan
Fakultas Kehutanan IPB.
Wolf, L. 1992. Ekologi Umum, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
0 komentar:
Posting Komentar