Selasa, 08 Juli 2014

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DAN EKSISTENSINYA DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara disebut “Mega Biodiversity” setelah Brazil dan Madagaskar. Diperkirakan 25% aneka spesies dunia berada di Indonesia, yang mana dari setiap jenis tersebut terdiri dari ribuan plasma nutfah dalam kombinasi yang cukup unik sehingga terdapat aneka gen dalam individu. Secara total keanekaragaman hayati di Indonesia adalah sebesar 325.350 jenis flora dan fauna. Keanekaragaman adalah variabilitas antar makhluk hidup dari semua sumber daya, termasuk di daratan, ekosistem-ekosistem perairan, dan komplek ekologis termasuk juga keanekaragaman dalam spesies di antara spesies dan ekosistemnya. Sepuluh persen dari ekosistem alam berupa suaka alam, suaka margasatwa,taman nasional, hutan lindung, dan sebagian lagi bagi kepentingan pembudidayaan plasma nutfah, dialokasikan sebagai kawasan yang dapat memberi perlindungan bagi keanekaragaman hayati.
Salah satu pendukung dari keanekaragaman hayati adalah adanya habitat di alam yang memadai, yaitu salah satunya hutan. Hutan tropis di Indonesia menyimpan banyak potensi dalam mendukung keanekaragaman hayati. Hutan  Indonesia menyimpan beragam flora dan fauna yang belum teridentifikasi. Kesemuanya merupakan kekayaan bangsa kita yang harus di kenali dan di manfaatkan secara bijak untuk kemaslahatan hajat hidup orang banyak. Keanekaragaman Hayati ini terhampar dari timur hingga barat tersebar di ribuan pulau di nusantara baik berupa tumbuhan/hewan tingkat rendah, maupun tumbuhan tingkat tinggi.
Berdasarkan pada data dari buku statistik kehutanan Indonesia Kemenlut 2011, Indonesia mempunyai hamparan hutan sebesar 99,6 juta hektar atau sekitar 52,3 % luas wilayah Indonesia. Tapi kondisi memprihatinkan kini mengancam hutan-hutan di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah maraknya kegiatan deforestasi. Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen (World Resource Institute, 1997). Pada periode 1997–2000, ditemukan fakta baru bahwa penyusutan hutan meningkat menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Dua kali lebih cepat ketimbang tahun 1980. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, di antaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan (Badan Planologi Dephut, 2003).
Berdasarkan pernyataan diatas kita tahu bahwa sangat penting mengetahui keanekaragaman hayati khususnya di Indonesia agar kita dapat mengetahui cara melestarikan keanekaragaman tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah peran keanekaragaman tumbuhan terhadap kehidupan?
2.      Bagaimanakah keanekaragaman tumbuhan di Indonesia?
3.      Bagaimanakah eksistensi keanekaragaman tumbuhan di Indonesia?

C.    Tujuan
1.      Dapat mengetahui peran keanekaragaman tumbuhan terhadap kehidupan.
2.      Dapat mengetahui keanekaragaman tumbuhan di Indonesia.
3.      Dapat menjelaskan  eksistensi keanekaragaman tumbuhan di Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Keragaman adalah sifat yang ditunjukkan suatu tanaman namun berbeda-beda tiap tanaman. Jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia secara keseluruhan ditaksir sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10 persen dari flora dunia. Lumut dan ganggang ditaksir jumlahnya 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40 persen dari jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia saja dan tidak terdapat di tempat lain di dunia (Mangoendidjojo, 2008).
Keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetis, dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga  keanekaragaman ini saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat ekosistem (Wolf, 1992).
Tumbuhan merupakan kelompok makhluk hidup eukariot, fotosintetik, multiseluler, dan memiliki jaringan yang sudah berkembang dengan baik. Tumbuhan dapat hidup dalam berbagai lingkungan darat, mulai dari lingkungan hutan basah hingga daerah padang pasir atau daerah kutub. Tumbuhan memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari bentuk mikroskopis hingga pohon yang berukuran besar hingga mencapai 100 meter lebih dan berdiameter 10 meter lebih. Rentang hidup tumbuhan juga bervariasi. Beberapa tumbuhan bersifat musiman, baik hanya semusim ataupun dua musim.tumbuhan lainnya dapat hidup bertahun-tahun. (Gibson, 2007).
Hutan merupakan sumber daya alam yang merupakan suatu ekosistem, di dalam ekosisitem ini, terjadi hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan meupakan suatu lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan merupakan suatu sistem yang kompleks, dimana berbagai faktor saling beinteraksi dan saling berpengatuh terhadap masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu respon tumbuhan terhadap faktor lingkungan dimana tumbuhan tersebut akan memberikan respon menurut batas toleransi yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut (Soerianegara, 1982).


BAB III
PEMBAHASAN

A.  Peran Keanekaragaman Tumbuhan Terhadap Kehidupan
Keanekaragaman merupakan ungkapan terdapatnya beranekaragam bentuk,  penampilan, densitas dan sifat yang nampak pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan seperti ekosistem, jenis, dan genetik. Nilai keanekaragaman ditentukan dengan menggunakan angka indeks.
Keanekaragaman tumbuhan merupakan keragaman tumbuhan pada suatu wilayah. Keragaman ini dapat terjadi oleh beberapa sebab seperti keanekaragaman yang disebabkan oleh lingkungan, perkembangan ,dan genetika. Keanekaragaman ini memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan. Adapun peran keanekaragaman tumbuhan dalam kehidupan sebagai berikut :
1.         Peran Dari Segi Ekonomi
Jenis tumbuhan dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa  bagian tumbuhan dapat dimanfaatkan dari segi ekonomis seperti kayu. Jenis-jenis kayu yang dimanfaatkan seperti kayu ramin, jati, gaharu,dan meranti. Kayu-kayu ini dimanfaatkan untuk pembuatan kursi,pintu,dan sebagainya.
2.         Peran Dari Ilmu Pengetahuan
Kekayaan aneka flora sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan.
3.         Peran Dari Segi Ekologi
Dari segi ekologi tumbuhan dapat berperan dalam penghasil gas oksigen. Dimana proses penghasilan gas oksigen tersebut didapatkan dari proses respirasi dan peroses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan tersebut. Proses tersebut akan menghasilkan gas oksigen dalam kehidupan sehari-hari
4.         Peran Dari Segi Teknologi
Dari segi teknologi tumbuhan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bioetanol dan biodiesel. Dimana dalam tumbuhan tersebut terdapat suatu minyak yang berpontesi dalam pembuatan bioetanol. Proses bioetanol tersebut didapatkan dari proses fotosintesis tumbuhan yang mengalami beberapa macam pengolahan , misalnya bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi jagung. Sedangkan pada proses biodiesel didapatkan langsung dari proses metabolisme dalam tumbuhan seperti minyak jarak
5.         Peran Dari Segi Etnik
Dari segi etnik tumbuhan dapat diamanfaatkan dalam pembuatan sandang, papan, dan pangan. Dalam pembuatan pangan tumbuhan diolah untuk dimanfaatkan sebagai sumber makan dalam masyarakat tersebut seperti tanaman jagung yang dimanfaatkan sebagai pengganti nasi atau nasi jagung, sedangkan dalam pembuatan papan dan sandang masyarakat banyak menfaatkan salah satu bagian tumbuhan misalnya kenaf dan serat batang rosella dimanfaatkan dalam pembuatan karung goni yang sebagian masyarakt digunakan sebgai pembuatan pakaian, untuk pembuatan papan atau rumah diguanakan kayu rotan.

B.  Keanekaragaman Tumbuhan di Indonesia
Tumbuhan Indonesia terdiri dari varietas yang unik seperti tanaman tropis. Diberkati dengan iklim tropis dan sekitar 18.000 pulau, Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia. Tumbuhan dari Indonesia mencerminkan pembauran Asia, Australia dan spesies asli. Hal ini disebabkan oleh geografi Indonesia, terletak di antara dua benua. Kepulauan ini terdiri dari berbagai daerah dari hutan hujan tropis dataran rendah utara dan hutan musiman dari dataran rendah selatan melalui bukit dan vegetasi gunung.
Jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia diperkirakan berjumlah sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang diperkirakan jumlahnya 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia dan tidak terdapat di tempat lain di dunia.Dari semua suku tumbuhan yang ada, suku anggrek (Orchidaceae) adalah suku yang terbesar dan ditaksir terdapat sekitar 3.000 jenis. Banyak di antara jenis-jenis tumbuhan tersebut mempunyai nilai ekonomi tinggi, antara lain, meranti-merantian (Dipterocarpaceaen), kacangkacangan (leguminosae), dan jambu-jambuan (Myrtaceaen).
Dari sekian banyak jenis tumbuhan tersebut, sebagian besar terdapat di kawasan hutan tropika basah, terutama hutan primer, yang menutup sebagian besar daratan (63%) bumi Indonesia. Hutan ini merupakan struktur yang kompleks yang menciptakan lingkungan yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan keanekaragaman tumbuhan yang tinggi dalam hutan tropika basah.
Penyebaran geografi tumbuhan di Kepulauan Indonesia secara keseluruhan ditentukan oleh faktor geologi, yaitu adanya Paparan Sunda di bagian barat dan Paparan Sahul di bagian timur yang berbeda sehingga dapat ditarik garis pemisah di antaranya. Dalam tiap-tiap paparan, keadaan flora mempunyai banyak persamaan, misalnya, persamaan flora antara Kalimantan dan Sumatra dapat mencapai 90%. Selanjutnya, variasi flora dalam tiap-tiap paparan ditentukan oleh faktor lingkungan setempat dalam hal ini tercerminkan oleh berbagai tipe vegetasi yang terdapat di paparan tersebut.
Flora adalah semua jenis tumbuhan yang merupakan kekayaan suatu tempat. Lebih dari 10% flora di dunia dapat ditemukan di Indonesia. Flora-flora tersebut bersifat endemik dalam artian tumbuhan tersebut hanya ditemukan di wilayah indonesia. Keanekaragaman flora di Indonesia dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini:
1.    Indonesia berada di kawasan tropik yang mempunyai iklim stabil.
2.    Indonesia terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia.
3.    Luas kepulauan Indonesia yang memungkinkan adanya keragama spesies di dalamnya.
Karakteristik flora di Indonesia bagian barat berbeda dengan karakteristik di Indonesia bagian timur. Berikut ini perbedaan karakteristik Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur:
1.    Pada Indonesia bagian barat memiliki jenis miranti yang banyak dibandingkan Indonesia bagian timur.
2.    Flora Indonesia bagian barat banyak terdiri dari jenis rotan sedangkan Indonesia bagian timur tidak memiliki rotan.
3.    Pada Indonesia bagian barat hanya sedikit terdapat tanaman jenis sagu sedangkan Indonesia bagian timur memiliki banyak tanaman jenis sagu
Berikut ini yang termasuk flora endemik di Indonesia:
1.    Rafflesia arnoldii
Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia.
Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.
2.    Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan jenis anggrek (Orchidaceae) yang mempunyai ciri khas kelopak bunga yang lebar dan berwarna putih. Meskipun saat ini sudah banyak anggrek bulan hasil persilangan (anggrek bulan hibrida) yang memiliki corak dan warna beragam jenis. Anggrek bulan termasuk dalam tanaman anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Akar anggrek bulan berwarna putih berbentuk bulat memanjang dan terasa berdaging. Bunga anggrek bulan memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih.
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) tumbuh liar dan tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke Australia. Anggrek bulan hidup secara epifit dengan menempel pada batang atau cabang pohon di hutan-hutan. Secara liar anggrek bulan mampu tumbuh subur hingga ketinggian 600 meter dpl. Lantaran keindahannya itu wajar jika kemudian anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona, satu diantara 3 bunga nasional Indonesia. Anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona mendampingi melati (puspa bangsa) dan padma raksasa (puspa langka).
3.    Cendana
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.
Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan.

C.  Eksistensi Keanekaragaman Tumbuhan di Indonesia
Eksistensi keanekaragaman di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung menurun. Hal itu disebabkan karena terjadi pengurangan jumlah tumbuhan yang ada di Indonesia. Pengurungan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
1.      Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor utama dalam keeksistensian tumbuhan di Indonesia. Kualitas dan kuantitas lingkungan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan tersebut menyebabkan banyaknya tumbuhan yang tidak dapat tumbuh kembali pada wilayah tersebut. Hal itu disebabkan karena faktor biotik ataupun abiotik pada lingkungan pertumbuhan tersebut berubah seperti pH yang terlalu asam atau basa, kelembaban yang rendah, dan sumber nutrisi yang kurang. Selain itu terjadinya banjir, tanah longsor dan sebagainya menyebabkan banyak tumbuhan pada suatu daerah mengalami kematian dan tidak dapat ditumbuhkan kembali, hal itu dikarenakan tanah yang menjadi tempat untuk hidup tumbuhan rusak. Lingkungan yang rusak ini menyebabkan sebagian eksistensi tumbuhan di Indonesia yang mengalami kepunahan.
2.      Faktor Manusia
Manusia merupakan faktor yang menyebabkan eksistensi tumbuhan menjadi berkurang. Kegiatan manusia yang merusak lingkungan dari tumbuhan tersebut menyebabkan tumbuhan tidak dapat esksitensi secara normal. Hal itu dikarenakan lingkungan tersebut telah mengalami perubahan dari kondisi awalnya. Adapun kegiatan manusia yang menyebakan lingkungan pada tumbuhan rusak antara lain sebagai berikut, penebangan pohon secara ilegal, penambangan, dan sebagainya.
3.      Faktor Reproduksi
Reproduksi suatu tumbuhan dapat menentukan keeksistensian tumbuhan tersebut. Apabila tumbuhan memiliki sistem reproduksi yang berjalan dengan normal maka tumbuhan tersebut dapat mengalami diversitas secara baik dan tumbuhan tersebut dapat eksistensi di lingkungannya. Sebaliknya apabila sisterm reproduksi tumbuhan mengalami gangguan maka tumbuhan tersbut tidak dapat eskis sebagaimana mestinya.
Gangguan reproduksi yang dialami oleh tumbuhan biasa yaitu terjadinya isolasi reproduksi dari tumbuhan tersebut, isolasi ini dapat disebabkan oleh bebrapa hal seperti adanya barier geografis dari tumbuhan tersebut, memiliki habitat yang berbeda dari kedua tumbuhan tersebut, dan menghasilkan anakan yang steril.
Suatu barier berupa geografis menyebabkan tumbuhan tersebut tidak mengalami persilangan sehingga tumbuhan tersebut tidak bisa melakukan diversitas serta keeksisteksian menjadi berkurang karena tumbuhan tersebut dihalangi oleh adanya pemisah berupa geografis. Selain itu, banyak tumbuhan yang memiliki anakan yang bersifat steril sehingga tumbuhan tersebut tidak dapat mempertahankan jenisnya karena tidak mampu menghasilkan anakan kembali.


BAB IV
KESIMPULAN

Keanekaragaman tumbuhan memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan. Peranan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Adapun peran keanekaragaman tumbuhan antara lain, tumbuhan dapat berperan dalam mengahasilkan gas oksigen, tumbuhan dapat berperan dalam pembuatan bioetanol dan biodiesel, serta tumbuhan dapat berperan dalam pembuatan obat-obatan
Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia sangat banyak , hal itu disebabkan karena wilayah Indonesia yang berada di daerah iklim subtropis. Dimana di Indonesi memiliki hutan hujan sub tropis yang menyebabkan diversitas dari tumbuhan tersebut sangat banyak. Selain itu Indonesia diapit dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia sehingga karekteristik dari tumbuhan di indonesi merupakn pencampuran antara kedua benua tersebut.
Eksistensi tumbuhan di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan hal itu disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan, faktor manusia, dan faktor reproduksi dari tumbuhan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut menyebabkan tumbuhan tidak dapt melakukan diversitas sehingga eksistensinya turun.


DAFTAR PUSTAKA

Gibson, J. Phil, Terri R. Gibson. 2007. Plant diversity. New york : Infobase publising.
Mangoendidjojo,W. 2008. Dasar – Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta : Kanisius.
Soerianegara, I dan A. Indrawan. 1982. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor : Departemen Manejemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Wolf, L. 1992. Ekologi Umum,  Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

0 komentar:

Posting Komentar